Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sebuah Rindu dari Surabaya

13 November 2016   21:08 Diperbarui: 13 November 2016   22:21 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
area hutan bakau. Sumber foto: http://res.cloudinary.com/nandadc42/image/upload/v1447084185/Tempat_Wisata_Wisata_Hutan_Mangrove_Wonorejo_di_Surabaya_b5u5hh.jpg

***

Surabaya akan tercapai dalam satu jam, apabila tiada kemacetan yang menjadi aral melintang. Memang hal itu tidak terjadi. Tapi, motor berjalan bagaikan orang sedang merayap. Kadang-kadang  maju lalu berhenti. Tampak oleh mata sekumpulan orangtumpah sampai badan jalan. Pedestrian sudah tidak mampumenampung mereka. Beberapa memakai seragam olahraga. Mereka tampak akrab dengan pengendara sepeda fixie. Plang besi menutup jalan.Polisi berjaga di depannya.Diayunkannya tangan kepada kami pengendara. Dilarang masuk. Kami menurut, diperintahkan berbelok ke jalan lain. Warga Sidoarjo sedangmenikmati Minggu dengan Car Free Day.

Perkiraanku, jika situasinya seperti ini, kami akan terlambat setengah jam. Udin mendahului aku dan Akhtur. Barangsiapa yang memimpin, dialah yang mengerti rute. Sebagai mahasiswa Perikanan dan Kelautan, dia telah mengunjungi banyak pesisir pantai di Malang. Teman-temannya juga memiliki pengalaman yang serupa tentang kelautan. Pengalaman berbeda di antara mahasiswa tentu menambahpembendaharaan Udin. Tapi, segalanya memang dapat berubah. Udin ternyata baru pertama kali mengunjungi Hutan Bakau di Wonorejo.Mustahil. Surabaya teramat luas untuk dijelajah dalam waktu singkat.

***

Orang-orang ramah, mau melepaskan kami dari kesesatan. memberi petunjuk jalan. Setelah bertanya kepada banyak orang, satu kata yang kami simpulkan adalah: jauh. Ada yang mengambil jeda waktu untuk mengarhkan kami. Ia menerawang jalan demi jalan, wilayah demi wilayah.Sesekali ada yang meralat arahannya. Kami mendapat jawaban berbeda-beda menurut selera masing-masing. Memang jauh benar-benar, pikirku.

“Wonorejo masuk dari Waru, mas,” kata Udin. 

“Waru atau Surabaya?” tanya batinku.

Hanya informasi itu yang disampaikannya kepada kami. Artinya, kami sudah berjarak dekat dengan tujuan. Ini badan kami sekarang berada di Waru, Sidoarjo,kota yang berbatasan langsung dengan Surabaya.

Kami bertanya lagi.

“Sekitar empat puluh lima menit lagi,” kata seorang.

Kami berputar arah, sesuai arahannya.Dan kereta api melaju kencang di sebelah kiri. Kecepatan kuda besi tidak seimbang dengan bebek kami. Kereta pun jauh meninggalkan kami. Akhtur membelokkan motor ke kiri. Dua meter terlalui, digilasnya rel besi kereta itu. Jika saja kami tidak berbelok, terus berjalan lurus, tersisa satu persimpangan. Simpang itu merupakan jalan menuju Bandara Juanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun