Mengingat penginapan, home stay maupun tenda-tenda camping yang disiapkan panitia sudah tidak tersedia. Bagi masyarakat yang rumahnya disewa selama tiga hari, tentu mendapat penghasilan selama kegiatan FDL.
Bagi pengunjung yang datang tepat di hari pembukaan FDL dan hendak mencari penginapan di lokasi Danau Lindu, dipastikan tidak bisa lagi menyewa rumah penduduk, karena sudah penuh. Terutama di Desa Tomado dan Anca.
Untuk konsolidasi pengunjung, juga terbukti dengan kehadiran ribuan pengunjung pada pembukaan FDL pada Jumat malam yang berlangsung meriah. Pengunjung datang dari berbagai daerah di Sulteng guna melihat langsung keunikan pelaksanaan FDL.
Antusias kehadiran pengunjung selain karena ingin menikmati keindahan alam Danau Lindu, juga melihat langsung atraksi pertunjukkan seni budaya dalam perhelatan festival.
Untuk konsolidasi wisata, keberadaan spot-spot di seputaran Danau Lindu akan dieksplor oleh pengunjung. Landscape alam berupa gunung, hutan, sawah, danau dan dataran yang eksotis, menarik minat pengunjung untuk dieksplor sekaligus didokumentasikan.
Salah satu spot wisata di Danau Lindu yakni Pulau Bola yang terdapat kuburan keramat Maradika Lindu. Di mana bisa dikunjungi dengan menggunakan perahu carteran.
Sebagai sebuah destinasi wisata yang sudah punya kalender festival tetap setiap tahun, maka menarik melihat perhelatan Festival Danau Lindu lewat skema 5A Pariwisata.
Yakni accessibility (aksesibilitas), accommodation (akomodasi), amenities (fasilitas), dan activities (aktivitas), dan attraction (daya tarik).
Untuk aksesibilitas berupa transportasi khusus dari Dusun Sadaunta Kecamatan Kulawi menuju Danau Lindu di Desa Tomado Kecamatan Lindu sejauh 17 kilometer, kondisinya cukup mantap dan bisa dilalui kendaraan motor maupun mobil.
Ruas jalan berupa tanjakan dan penurunan gunung tersebut, sudah melalui tahap preservasi (perbaikan). Berupa pengecoran konstruksi jalan menggunakan beton, sehingga nyaman dilintasi pengendara.