Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Kepahlawanan Suster Nia Gugur demi Selamatkan Bayi Saat Gempa

18 Januari 2021   20:25 Diperbarui: 20 Januari 2021   12:22 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Medsos Yayasan Graisena


Dalam setiap peristiwa kebencanaan akan selalu hadir cerita kepahlawanan dari mereka yang rela mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan orang lain.

Kisah kepahlawanan Suster Narsyelia Paulus Ake yang akrab Suster Nia menjadi salah satu cerita dalam lembaran peristiwa gempa bumi Sulawesi Barat (Sulbar) berkekuatan 6,2 magnitudo yang telah merenggut nyawanya dan korban lainnya.

Suster Nia berusia 25 tahun yang gugur demi menyelamatkan pasien bayi di Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju yang rubuh saat gempa terjadi pada 15 Januari lalu, selayaknya disematkan predikat pahlawan kemanusiaan bagi dirinya.

Pengorbanannya demi menyelamatkan pasien bayi, menegaskan dedikasi suster Nia sebagai seorang  pelayan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien dari pada diri sendiri. Sang bayi boleh selanat, namun dirinya harus pergi menghadap sang Pencipta karena pengorbanan yang dilakukan.

Hari Senin 18 Januari 2021 sang suster dimakamkan di Mamuju Sulbar yang menandakan berakhir sudah tugas pengabdiannya sebagai pelayan kesehatan di dunia ini. Ia pergi dalam damai ditengah penghormatan berbagai pihak atas dedikasi untuk sang bayi yang ia selamatkan. Atas pengorbanannya untuk kemanusiaan.

Ucapan berbelangsungkawa datang dari berbagai pihak menghantar sang pahlawan menghadap hadirat Yang Kuasa. Salah satunya datang dari Yayasan Gerakan Indonesia Sadar Bencana (Graisena). Dalam akun medsos Yayasan tersebut, terselip ucapan turut berduka cita atas berpulangnya Suster Nia. "Pengabdianmu begitu luar biasa. Semoga Tuhan memberi kemuliaan surga untuk Suster Nia."

Goresan tangan Presidium Nasional Pena 97 Yervis M Pakan mengisahkan dengan mengharu biru bahwa kepergian suster Nia yang heroik adalah aktualisasi dari ajaran kasih yang dia dapatkan dari didikan orang tuanya. Serta  wujud tempaan dari keyakinan yang dijalaninya.

Disebutkan, suster Nia telah menghembuskan nafas terakhir, tapi almarhum telah meniupkan kehidupan bagi negeri ini. "Nilai tertinggi dalam keyakinanmu sudah membuatmu lulus dengan sangat sempurna menjalani hidupmu. Pilihan hidupmu tepat, sungguh sangat tepat. Kasihmu melebihi dari kekuatanmu," sebut Yervis M Pakan.  

Reruntuhan RS Mitra Manakarra. Doc Antara
Reruntuhan RS Mitra Manakarra. Doc Antara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun