Mohon tunggu...
Syahrul Gunawan
Syahrul Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mencari pengetahuan dengan memaksimalkan kegunaan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kisah Hebat Seorang Pedagang Pentol Jadul demi Menyekolahkan Anaknya

10 April 2024   07:50 Diperbarui: 11 April 2024   23:09 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rumah keluarga Pak Yono

Pak Sumaryono merupakan seseorang yang bekerja sebagai pedagang pentol jadul di Kabupaten Kuburaya, dimana setiap harinya beliau berkeliling berjualan menggunakan sepeda motor. Tempat beliau berjualan juga tidak menentu, namun terkadang pada saat jam tertentu seperti jam 12.00 WIB atau jam 14.00 WIB beliau akan pergi berjualan di sekolahan karena pendapatan terbanyak yang beliau hasilkan adalah berjualan di sekolahan. Pak Sumaryono atau kerap disapa dengan Pak Yono saat ini berumur 51 tahun dengan tingkat pendidikan yaitu tamatan SMP/Sederajat. Istrinya yang bernama Yuriati berumur 45 tahun dengan pendidikan yaitu tamatan SD dan beliau tidak memiliki pekerjaan dan hanya menjadi seorang ibu rumah tangga biasa. 

Pak Yono memiliki 3 orang anak perempuan, anak pertamanya yang bernama Eka Srilestari berumur 25 tahun merupakan lulusan S1 Universitas Tanjungpura dan sudah menikah, anak kedua bernama Novita Sari berumur 22 tahun yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi yaitu di Universitas Tanjungpura, dan anak ketiganya bernama Winda Sari berumur 14 tahun yang sedang menempuh pendidikan SMP/Sederajat. Anak pertamanya yang bernama Eka sudah berkeluarga dan mempunyai 1 anak, sehingga jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah terdapat 7 orang yang terdiri dari Pak Yono, Ibu Yuriati, ketiga anaknya, suami dari anak pertama, dan cucunya.

Kini jumlah tanggungan Pak Yono berkurang dan menjadi 2 orang yaitu kedua anaknya yang masih menempuh pendidikan. Dalam perjalanannya sebagai pedagang, Pak Yono memiliki pendapatan yang tidak menentu setiap harinya namun beberapa kali beliau pernah mendapatkan penghasilan sebesar Rp 400.000/hari. Ibu Yuriati sebagai ibu rumah tangga mengelolah pendapatan yang dihasilkan oleh Pak Yono dengan frekuensi makan 2-3 kali dalam sehari dengan pengeluaran sebesar Rp 500.000/minggu.

Berdasarkan dari hasil pekerjaan Pak Yono selama ini sebagai pedagang pentol jadul, keluarga Pak Yono berhasil memiliki rumah sendiri. Rumah tersebut memiliki luas rumah sebesar 10 x 7 m2 dan luas tanah sebesar 10 x 20 m2. Keseluruhan rumah yang ditempati oleh keluarga Pak Yono berdindingkan tembok dan berlantai keramik, dengan ruangan yang terdiri dari 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, dan 1 ruang tamu yang cukup kecil. Dalam menjalani kehidupan yang sederhana, setiap harinya keluarga Pak Yono meminum air yang bersumber dari air hujan yang sudah dimasak, sedangkan untuk mencuci pakaian serta mandi menggunakan air sumur. Untuk memasak Ibu Yuriati menggunakan gas sebagai bahan bakar, dan penerangan yang digunakan adalah lampu listrik dengan daya sebesar 900 watt.

Untuk bekerja, Pak Yono memiliki 1 sepeda motor yang beliau gunakan untuk berdagang setiap harinya. Pak Yono juga memiliki 1 sepeda motor yang digunakan secara bersama oleh anggota keluarga yang lain jika ingin berpergian keluar. Beliau juga memiliki 1 kulkas, 1 rice cooker, 1 mesin cuci, setiap anggota keluarga memegang 1 handphone, dan 1 laptop.

Sebagai salah satu keluarga yang menerima bantuan sosial dari pemerintah, terdapat 2 bantuan sosial yang didapatkan oleh keluarga Pak Yono. Salah satunya adalah penerima bantuan sosial yang baru saja diberikan oleh kantor desa Sungai Raya Dalam kepada seluruh Kartu Keluarga yang terdaftar di kantor desa tersebut yaitu berupa subsidi beras yang setiap bulannya sebanyak 1 karung. Selain menerima bantuan berupa subsidi beras, keluarga Pak Yono juga mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) berupa uang tunai yang didapatkan setiap bulannya sebesar Rp 200.000.

Perjuangan Pak Yono dalam menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang Perguruan Tinggi patut kita tiru. Perekonomian yang tidak menentu tidak menjadi halangan untuk menyekolahkan anaknya dan hal tersebut juga didukung dengan adanya bantuan sosial. Harapan Pak Yono dengan demikian anaknya dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik dengan perekonomian yang cukup dan sejahtera.

Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Februari 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun