Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Lompatan Peradaban Sulteng Hebat lewat Program Technopark Desa

18 Oktober 2020   14:36 Diperbarui: 18 Oktober 2020   23:41 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program Prioritas Pasangan Hebat. Doc Pri

Ketika Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Hidayat Lamakarate - Bartholomeus Tandigala (Hebat) menggulirkan program internet kampung satu desa satu technopark, sebagai salah satu program prioritasnya, maka pada saat itu jualah Pasangan Hebat sedang melakukan lompatan quantum, sebelum waktunya voting day.

Mengapa lompatan quantum, karena Pasangan ini sudah melompat dalam sebuah gagasan untuk kemajuan Peradaban Sulteng dimasa akan datang. 

Peradaban dimana 1842 Desa di Sulteng akan tersedia fasilitas technopark atau taman teknologi berbasis internet yang dimanfaatkan publik secara bebas. Technopark menjadi konten pengembangan inovasi dan terobosan sesuai potensi masing masing desa.

Sebagai sebuah penawaran politik dalam kontestasi Pilkada, Pasangan Hebat bakal dianggap sedang menawarkan program mimpi semata. Dan pasti ada yang apriori merespon program internet kampung tersebut.  

Dengan anggapan mana mungkin program ini bakal terealisasi, melihat kondisi geografis Sulawesi Tengah yang terbentang luas. Belum lagi dari mana anggaran untuk mendanai program tersebut. Satu desa satu technopark apa bisa terwujud.

Sesungguhnya tak masalah jika ada suara suara apriori bahkan nyinyir dalam merespon program internet kampung (Desa). Anggaplah itu sebagai sebuah dinamika. Karena sejatinya suara apriori tersebutlah yang akan menjadi motivasi, bagaimana gagasan besar dapat teraktualisasi pada tataran praksis.

Dulu banyak yang meragukan, Indonesia bakal bisa membangun kereta api bawah tanah alias MRT (Mass Rapid Transit) untuk sarana transportasi publik. 

Terbukti di jaman Pemerintahan Jokowi,  kita sudah bisa menikmati fasilitas yang dulu hanya dianggap sebagai impian semata. Saya salah satu yang beruntung pernah menjajal fasilitas modern tersebut saat 'terdampar' di ibukota.

Juga mana pernah ada yang menyangka Kabupaten Banyuwangi yang dulu dikenal sebagai daerah tertinggal dan sekedar tempat transit untuk buang air,  kini telah menjadi kabupaten maju dengan segudang prestasi Nasional  dan Internasional. 

Kabupaten yang dipimpin Bupati Abdullah Azwar Anas kini tiap desanya (189 desa) memiliki fasilitas internet.  Dimana pelayanan publik di desa terhubung secara online hingga ketingkat Pemerintah Kabupaten.

Saat pernah mengikuti pemaparan langsung Bupati Banyuwangi beberapa tahun lalu tentang program Smart Kampung ,yakni sebuah program pelayanan publik berbasis teknologi informasi di tiap desa, saya manggut manggut sembari berkontemplasi. 

Semoga kelak seluruh Kabupaten di Sulteng bisa juga melakukan terobosan yang sama. Saya membayangkan sebuah pelayanan publik dari desa yang jauh terkoneksi dengan Kabupaten tanpa perlu dilakukan secara manual.

Semua tentu berawal dari mimpi dan gagasan dari Pemimpin yang visioner serta punya tekad kuat untuk melakukan lompatan peradaban. Bahwa dalam mengaktualisasi mimpi dan gagasan tersebut butuh proses dan tantangan, itu adalah sebuah keniscayaan.

Namun tak ada alasan untuk meragukan bahwa setiap gagasan besar bakal dapat dieksekusi. Karena sudah banyak bukti, bahwa sesuatu yang berawal dari mimpi, kini menjadi kenyataan. Kuncinya ada pada kemauan dan keberanian untuk mengambil keputusan pada momentum yang tepat.

Program internet kampung adalah bentuk kesadaran pemikiran dan kesadaran geopolitik dari Pasangan Hebat terhadap kondisi kekinian  era konvergensi revolusi industri 4.0. Dimana internet menjadi sebuah kebutuhan yang sangat mempengaruhi peradaban kehidupan manusia, termasuk didalamnya masyarakat Sulteng.  

Di era konvergensi saat ini, kaum milenial telah menjadikan internet sebagai kebutuhan  guna melakukan inovasi dan terobosan nyata baik dalam aktivitas profesi maupun usaha minat bakat yang digeluti. Pun di desa desa, kaum milenial memanfaatkan internet tidak sekedar untuk akses informasi semata, namun juga untuk pengembangan potensi desa.

Maka sebagai potensi bonus demografi, kaum muda harus juga difasilitasi dengan internet kampung yang memadai, agar setiap saat dapat mengakses perkembangan global dan update dengan informasi terkini. Serta mendukung pelayanan publik yang terkait dengan potensi desa dimana mereka berdomisili.

Tantangannya adalah keterbatasan internet yang bisa diakses secara bebas. Kita tidak pernah menyangka Pandemi Covid19 yang berkepanjangan membuat siswa harus belajar di rumah dengan berbasis internet. 

Mendistribusikan APK untuk sosialisasi program. Doc Pri
Mendistribusikan APK untuk sosialisasi program. Doc Pri

Pembelajaran yang dulunya dilakukan secara luring berganti secara daring. Namun faktanya tidak semua siswa dapat belajar secara daring, karena wilayahnya tidak terjangkau internet.

Terbukti seorang kawan berprofesi guru yang bertugas di salah satu wilayah di Kabupaten Sigi harus tetap mengajar secara luring dari rumah ke rumah saat Pandemi terjadi, karena siswanya tidak dapat menjangkau internet. Inilah fakta adanya kesenjangan dimana  belum semua wilayah (Desa) di Sulteng terjangkau internet. Kalaupun terjangkau, namun tidak bisa diakses secara bebas.

Maka program internet kampung satu desa satu technopark menjadi solusi dari kesenjangan tersebut. Inilah kesadaran geopolitik Pasangan Hebat yang melihat Sulteng sebagai satu kesatuan yang harus diatasi kesenjangannya. Yang harus dibangun daerahnya  secara konfrehensif untuk sebuah peradaban dalam keriuhan era konvergensi. Bukan sebaliknya melakukan polarisasi kesenjangan yang beririsan dengan tidak optimalnya  peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Karena itu jangan ragukan bagaimana Pasangan Hebat akan mengeksekusi Program ini jika kelak terpilih nanti. Karena mereka sudah punya hitung hitungan dengan berbagai skema anggaran dan kemitraan yang terukur. Sebagai figur yang berpengalaman dalam Pemerintahan, Hidayat - Bartho dalam menggulirkan penawaran program ini ke ruang publik, maka tentu sudah siap dengan actionnya.

Maka kelak jika kita mempercayakan Provinsi Sulteng dipimpin oleh pasangan Hidayat - Bartholomeus,  yakinlah kita telah memilih Pemimpin yang tepat. Pemimpin yang punya kesadaran geopolitik untuk melakukan lompatan kemajuan bagi peradaban Sulteng kedepan.

Salam Hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun