Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nadiem Makarim dan Rating Guru dengan Bintang Lima?

25 Oktober 2019   12:05 Diperbarui: 25 Oktober 2019   12:09 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak munculnya menteri yang cukup muda usia sebagai Mendikbud yakni Nadiem Makarim,pria muda lulusan universitas Harvard, banyak respon menyenangkan dari generasi milenial dan sebaliknya beberapa respon skeptis dari generasi orang tuanya. Saya rasa Nadiem Makarim melepaskan diri dari Gojek dan menjadi Mendikbud adalah sebuah pengabdian jika dibandingkan mengenai gaji seorang CEO dengan gaji   yang akan didapatkan kelak, namun barangkali sebuah pencapaian yang berbeda adalah kepuasan bagi menteri termuda ini.

Terpilihnya menteri termuda ini menimbulkan berbagai reaksi, termasuk adanya joke guru dikasih rating bintang lima atau bintang. Bintang lima adalah bintang tertinggi untuk sebuah rating. Dalam semua rating termasuk rating hotel, bintang lima adalah nilai tertinggi dari rating itu sendiri.

Yang menjadi masalah adalah jika murid memberi rating pada guru dan kebetulan murid tersebut adalah murid yang selama ini paling bermasalah, bisa-bisa dia mengajak teman-temannya memberi rating bintang satu atau bintang dua paling pol dan itu bisa menjadi masalah besar dengan karir guru. Sebaliknya murid yang pintar dan kebetulan terpilih apa-apa dalam lomba, mungkin kebanyakan akan memberi bintang lima.

Guru kala dalam bahasa Jawa adalah kependekan dari Digugu lan ditiru. Artinya semua apa nasehatnya dipatuhi dan  segala tingkah laku guru harus menjadi tauladan bagi murid-muridnya. Jaman saya sekolah, guru kadang begitu ditakuti dan begitu disegani, sampai-sampai kalau ketemu saja kita mlipir alias menepi, sebaliknya pada generasi anak saya, guru malah seperti seseorang yang akrab tetapi tetap dihormati apalagi saat mendampingi lomba, bahkan seperti teman tetapi tahu batas juga.

Pekerjaan seorang guru memang cukup berat, selain mentransfer pengetahuan, seorang guru juga harus membentuk karakter muridnya, karena pendidikan adalah salah satu dari cara untuk menaikkan status seseorang, hingga nantinya jika muridnya benar-benar menjadi 'seseorang', memiliki karakter yang baik. Itulah beratnya seorang guru antara pengabdian dan pekerjaan.

Jadi bagaimana, apakah para murid memberi rating guru dengan nama samaran? Bisa menjadi masukan bagi kepala sekolah setempat, jangan-jangan nanti murid demo minta ganti guru, jangan sampai ya. Bagaimanapun guru adalah seseorang yang sangat berjasa untuk menjadikan seorang murid menjadi seseorang untuk menuju cita-citanya. Semakin baik karakter muridnya adalah kebanggaan lain di samping semakin baik mutu pendidikannya.

Bagaimana menurut anda jika murid memberi rating pada guru sebagai feedback. Hanya lucu-lucuan atau sesuatu yang perlu ditanggapi secara serius?

Nadiem Makarim selamat bekerja,gebrakan anda  dinanti dan pendidikan semakin membaik nantinya.

Sekian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun