Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Seorang Lelaki dengan Beban di Kepala

21 September 2019   18:19 Diperbarui: 21 September 2019   18:22 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang lelaki menelusuri jalanan dengan tongkat berwarna sebagai kompasnya, menepi, menapaki. Setumpuk keset kaki tersandang di kepala dan kemoceng bulu ayam tersandar di badannya.

Mencari sesuap nasi menempa hari berganti, penuh harapan pasti dengan sinar penuh harap yang memenuhi diri, satu dua tiga rejekinya, barangkali hujan menjadi kendalanya namun tiada kan berhenti karena untuk mengisi pundinya.

Semangat yang menghidupkannya untuk tidak menyerah menghadapi semua realita, perjalanan pagi dan sore, lalu senja pulang ke rumahnya, berbekal gorengan yang dibelinya untuk mengisi perutnya yang sudah biasa beradaptasi dengan ritme kehidupannya, tiada keluhan pernah tercetus dari dirinya, dia lebih suka menjalani hari tanpa berfikir apa-apa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun