Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terlalu Cuek, Bagus atau Tidak?

1 September 2019   13:18 Diperbarui: 14 April 2021   17:12 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sikap terlalu cuek (Sumber : amy shamblen via unsplash.com)

Terlalu cuek bagus atau tidak?

Menurut KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cuek adalah sifat atau sikap masa bodoh atau acuh tak acuh. Sikap atau sifat ini bisa mengacu pada tindakan yang dilakukan seseorang ataupun respon pada sikap seseorang.

Contoh pada tindakan seseorang adalah semisal tidak mengacuhkan apapun yang terkait dengan permasalahan hidupnya dan menanggapi  secara santai masalah yang mendera.

Contoh respon pada orang lain adalah semisal tidak merespon pembicaraan atau percakapan baik di dunia nyata atau maya, bisa berupa dialog ataupun sekelompok orang, beberapa orang merasa sah-sah saja melakukannya dengan beberapa pertimbangan, beberapa mematok rating ketidaksopanan atau kekasaran, tergantung apa yang dibicarakan.

Cuek ada tempat dan waktunya,seperti yang ada di buku karangan Mark Manson dengan Judul 'The Subtle of art giving a f*ck' yang sudah tersedia dalam kemasan bahasa Indonesia yaitu 'Seni untuk bersikap masa bodoh'.

Bersikap masa bodoh pun ada aturannya, bukan menggeneralisir semua sikap masa bodoh hingga menjadi mengacuhkan semua hal.

Sikap masa bodoh diperlukan kala 'overthink 'atau 'overthinking' atau pikiran berbicara begitu detail dan rinci yang sebenarnya tidak perlu-perlu amat.

Sebagai contoh, bersikap cuek saat menghadiri sebuah resepsi pernikahan, ketika seorang wanita memakai celana jeans untuk bertandang, di kota saya akan menarik perhatian dan orang akan berfikir 'wah cueknya keterlaluan', karena pakaian resmi dan busana bagus adalah dress codenya.

Cuek menghadapi permasalahan, tetapi tetap memperhatikan hak yang didapat, misalnya seseorang yang saudaranya menjadi korban penipuan investasi bodong,dia dimintai tolong untuk membereskannya, tentu saja ada dua hal yang bisa dia lakukan, menolongnya atau mengusulkan diselesaikan oleh seseorang yang memiliki kompetensi semisal pengacara.

Cuek pada permasalahan juga tetap ada skala prioritas, mana yang benar-benar harus diabaikan dan tidak diabaikan.

Apa yang ada di luar tidak selalu memenuhi standar seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun