Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selayaknya Pohon yang Terlalu Sayang untuk Ditebang

23 Agustus 2019   17:32 Diperbarui: 23 Agustus 2019   17:35 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia menyendiri di tepi pantai, daunnya menyapu langit biru, para perdu tak berani datang untuk menjamu, terlalu tinggi untuk bicara,namun naungan bagi semua orang

Kala tenggorokan kering kerontang, dirinya rela memberikan buah yang manis luar biasa, daun-daun menyemarakkan hari raya dan pesta pernikahan

Meski sendirian di hari-harinya, dia tetap ada dan berguna bagi yang membutuhkannya, ombak, badai dan gelombang terlalu sering datang menggoda, menerjang dan menyerangnya, namun pijakan bertambah kuat seiring waktunya

Selayaknya pohon yang terlalu sayang untuk ditebang,karena banyak yang merindukan naungan dan helai daun yang dimilikinya, buah yang manis yang diberikannya, terlalu manis untuk dihilangkan, bahkan dalam kesendiriannya sebagai nyiur di sana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun