Maklum, itu dulu. Apalagi, untuk kota kecil seperti Ujungpandang yang baru berkembang ke arah "industrial" pada waktu itu, mana tahu ada yang namanya garnishing atau plating.
Berdasarkan pengalaman saya, terutama saat "ngelencer" di berbagai tempat atau usaha kuliner seperti warung atau restoran, pada era itu makanan ataupun minuman biasanya disajikan apa adanya. Dulu, fokus terhadap kelezatan dan kecepatan penyajian lebih diutamakan para pelaku usaha ketimbang hal "remeh-temeh" seperti mempercantik makanan (kalaupun tahu ada).
Mungkin, seperti yang dipikirkan pelaku usaha kuliner era jadul, atau paling tidak bagi saya yang bukan berkecimpung di dunia kuliner, garnish atau entah apalah namanya tidak terlalu penting. Sebab, cita rasa di lidah dengan porsi proporsional alias mengenyangkan, plus harga ramah di kantong adalah hal yang tidak dapat diabaikan.
Celakanya, pada era itu pula banyak yang sama sekali tidak paham bagaimana penyajian menu mini, piring superbesar dengan lauk di tengah yang imut bisa dibanderol dengan harga aduhai mahalnya. Saya salah satunya!
"Lalu, kenyangnya bagaimana?" teriak saya tidak mengerti kala itu, terutama karena sudah terbiasa makan dengan "porsi kuli".
Tentu saja, teriakan saya itu bukan di depan umum atau ruang publik seperti di restoran atau kafetaria (sebutan kafe jadul) era 1990-an. Tetapi setelah di rumah sendirian melepaskan unek-unek keterkejutan saat melihat penyajian makanan di sebuah restoran mewah.
Gastronomi adalah Seni yang Tak Sekadar Jual Cita RasaÂ
Sama halnya bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan seni, gastronomi atau kuliner juga demikian adanya. Keindahan sebagai unsur utama tentu tidak dapat dinafikan kehadirannya.
"Di zaman now, kuliner bukan hanya soal cita rasa (kelezatan) meskipun hal itu (cita rasa) tidak bisa dilalaikan para pelaku usaha kuliner. Banyak hal yang seharusnya selaras, termasuk garnish sesaat sebelum disajikan di meja palanggan," demikian ungkap Konsultan Kuliner dari Boga Nusajaya (BNJ Project) Surabaya Abdul Rochim ketika ditemui di Waroenk Seafood and Oriental Cuisine, Jalan Veteran 18, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin 3 Maret 2025 siang.