Mao Hua terkesiap, melotot dengan mata sebesar bola pingpong. Ia menatap lamat wajah tirus di depannya. Mengernyit dengan rupa baur. Tiba-tiba merasa ngeri. Takut dengan praduga yang mengisi memori kepalanya. Gadis itu sudah gila!
Lee Shiaw Ping pun menceritakan perihal mimpinya. Tiga malam kisah serupa hadir mengusik tidurnya. Tentang permintaan Mao Ching untuk dinikahinya, sebelum arwahnya melayang dijemput Yangtze Mo-kui Niang! Ia bersikeras untuk melaksanakan permintaan arwah Mao Ching. Sebab hanya cara itulah satu-satunya untuk dapat menolongnya keluar dari petaka!
"Mimpi!"
"Aku tidak bohong, Kak!"
"Kamu gila!"
"Tapi, aku harus menolong arwah A Ching, Kak! Apa pun yang terjadi!"
"Meskipun kamu ditertawakan sedang gila?!"
"Tiga hari aku mimpi serupa. Tidak mungkin hanya kebetulan. Arwah A Ching pasti dalam bahaya besar! Dia perlu segera ditolong, Kak!"
"Hei, jangan pikir aku akan mengundang seluruh kerabat yang ada di Shanghai ini untuk menghadiri pesta pernikahan arwah Mao Ching dengan Lee Shiaw Ping!"
"Tapi...."
"Depresi, trauma psikis, dan juga oversad -- kesedihan tanpa juntrungan, memang selalu menghadirkan fenomena aneh. Sesaat memang seperti nyata!"