Mohon tunggu...
W. Efect
W. Efect Mohon Tunggu... Penulis - Berusaha untuk menjadi penulis profesional

if you want to know what you want, you have to know what you think

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gadis Itu Bernama Mirna (8)

17 Mei 2024   22:39 Diperbarui: 17 Mei 2024   23:08 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dari kaca jendela kamarku terlihat dua wanita melangkah perlahan memasuki halaman, cukup berdebar juga ketika melihat Lisa dan Mirna melangkah, sebenarnya hal ini merupakan salah satu kekuatiranku, bagaimana nantinya reaksi istriku bila ketamuan teman, wanita lagi.

Dengan berharap-harap cemas, aku hati-hati juga memberitahukan kalau ada teman berkunjung mereka datang dari Jakarta. Istriku segera menemui, wajahnya agak berkerut ketika melihat dua wanita dihadapannya. Mereka saling memperkenalkan diri.

"Mbak Lisa teman mas Bim waktu kuliah dulu ya." Tanya istriku. Lisa mengulum senyum, anggukan kepalanya sudah memberikan jawaban.

"Maaf tidak memberi kabar terlebih dahulu."

"tidak mengapa, kami malah senang dikunjungi." Keduanyapun segera terlibat dalam pembicaraan. Istriku mencoba mencari info tentang mereka bedua.

Sebenarnya Lisa ingin mengajak kami jalan-jalan menikmati indahnya malam di titik nol  kilo meter di tugu pal putih, tapi karena istriku nggak suka hal-hal yang gituan ia menolak dengan alasan ada acara yang tidak bisa ditunda hari itu, Lisa mencoba mengajakku, aku juga menolaknya, meski ini menjadi dilema tersendiri aku harus mengatakan itu, aku harus menjaga perasaan istriku jangan sampai menjadi tidak kondusif di kemudian hari. Sebenarnya istriku memberi kesempatan agar aku bisa mengantar.


"kasihan sudah jauh-jauh dari Jakarta" aku mengulum senyum.

"lain kali saja ya." Meski Lisa kelihatan kecewa, tapi apa boleh buat hal itu aku lakukan.

Cukup lama juga berada di rumah, walau begitu tetap kami temani ngobrol. Setelah dirasa cukup mereka segera pamit meneruskan perjalanan di Jogja. Istriku berusaha untuk menanyakan sejauh mana aku dan Lisa berhubungan saat masih kuliah dulu, akupun mencoba untuk menjelaskan dengan rinci, dengan harapan istriku mau memahami kalau aku dan Lisa hanya sekedar teman biasa. (bersambung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun