Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Antara Mimpi atau Rupiah dalam Lemari: Film Jakarta VS Everybody

5 Juli 2023   09:10 Diperbarui: 9 Juli 2023   14:33 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Jakarta vs Everybody (Instagram/Pratama Pradana Picture)

Tak berhenti di sana. Dom juga harus berhadapan dengan seorang Casting Director yang menyalahgunakan jabatan untuk memuaskan hawa nafsunya.

Dom yang ingin ikut casting semula diminta membuka baju saja untuk kebutuhan foto full body, lalu resleting celana, sampai kemudian Casting Director tersebut memintanya untuk menanggalkan seluruh pakaiannya.

Zarra Dwi Monica, M.Psi, menyebutkan di portal kesehatan Indonesia, klikdokter, saat orang menghadapi ancaman atau ketakutan, dalam hal ini karena pelecehan seksual, salah satu respons yang muncul adalah sikap freeze alias membatu.

"Kondisi freeze terjadi karena bagian otak yang merespons rasa takut jadi sangat aktif karena ketakutan yang luar biasa. Makanya, korban pelecehan seksual bisa terlihat diam saja dan bikin orang salah kira (dianggap mau). Padahal, sama sekali tidak!"

Pelecehan seksual bisa terjadi pada siapa saja termasuk pria dan wanita. Hal yang dialami Dom sudah masuk dalam kategori pelecehan seksual. Jika saja Dom fokus mengejar mimpi dan mengabaikan harga diri, cara kotor ini mungkin saja berhasil. Tapi bisa juga tidak.

Sadar atau tidak, scene ini menampar keras dunia kerja di berbagai belahan dunia. Menghalalkan segala cara untuk sebuah jabatan atau uang.

Saya jadi ingat film Laundry Show yang diproduseri oleh Raam Punjabi. Uki (Boy William) harus merelakan ide yang sudah dikerjakan semalaman, dicuri rekan kerja yang pintar pula menjilat atasan, untuk sebuah kesempatan perkembangan karir. Ini hanya sekelumit contoh yang mudah juga kita temukan dalam kehidupan pekerja urban sehari-hari. "Yang pintar menjilat yang naik jabatan" Meski tak semua berlaku demikian.

Lagi-lagi, keberanian, harga diri dan nyali Dom yang tinggi membuatnya meninggalkan lokasi casting. Kembali menyusuri jalanan Jakarta dengan luka, kecewa dan keterbatasan finansial di hidupnya.

Keberaniannya dalam berkomunikasi juga patut diacungi jempol. Komunikasi yang dimaksud termasuk pula respon yang tepat dari kondisi yang dirasakan Dom untuk menjaga harga dirinya. Nyatanya, tak semua orang mampu menolak sesuatu yang membuatnya berada di posisi tak nyaman dan tak aman.

Dan di sanalah Dom, si anak Jakarta yang kalah saing dengan warga imigran meraih satu posisi di layar kamera inti.

Bakat tak cuma untuk mimpi, tapi juga kemampuan menghidupi diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun