Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Suka Duka Menjadi Seorang Marketing Support

2 Agustus 2017   16:42 Diperbarui: 2 Agustus 2017   23:00 23904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi seorang Marketing Support itu memang seru. Kita memegang ribuan database yang harus di-folow up. Kita juga harus bawel ke sales untuk mengingatkan mereka hasil kanvasing. Hasil follow up customer mereka. Di jam-jam tertentu, kita juga bertanggung jawab untuk melakukan follow up terhadap customer yang mungkin bisa diproses lalu dialihkan menjadi hot prospek jika kita menganggapnya bisa dikategorikan hot prospek, begitu juga sebaliknya.

Keseruan lain dari menjadi seorang Marketing Support adalah, kita berbincang dengan customer. Menawarkan barang yang mereka inginkan, mengingatkan kembali mengenai deadline promo yang semakin dekat, memberikan referesi barang yang sesuai dengan budget customer. Menjelaskan tentang barang yang mereka inginkan, tetapi belum mengetahui spesifik barang tersebut.

Seorang tentor mengatakan posisikan diri sebagai seorang sahabat bagi seorang customer. Namun harus tetap konsisten. Abaikan pertemanan jika telah berbicara mengenai harga. Upayakan untuk selalu jujur dalam menawarkan produk, ini merupakan salah satu cara agar customer bisa menaruh rasa percaya pada marketing.

Jelas, akan selalu ada suka duka di setiap bidang yang kita cemplungi. Termasuk menjadi Marketing Support. Di balik keseruannya, ada beberapa hal yang kurang mengenakkan menjadi seorang Marketing Support dan sebenarnya sangat-sangat bikin tidak nyaman. Apa saja?

  • Dikira Main Hp Melulu!
    Setelah menghubungi customer via telepon, ada kalanya customer meminta penjelasan lebih lanjut perihal produk yang diinginkan via WhatsApp atau aplikasi serupa lainnya, dan jumlahnya tidaklah sedikit. Tidak bisa dipungkiri, keberadaan aplikasi ini sangat mempermudah Sales dan Marketing Support untuk memberikan penawaran, melakukan negosiasi harga juga menjelaskan penjelasan yang dibutuhkan customer.

    Sayangnya, Marketing Support yang melakukan tugas-tugas di atas dengan menggunakan HP, kerap sekali dianggap sebagai staf yang tidak profesional dalam bekerja karena menghabiskan banyak waktu untuk menggunakan HP, dan semua yang lihat pasti beranggapan sama. Hahaha.

    Dijelasin kepanjangan, engga dijelasin nama jadi jelek. Kalau dijelasin, masa yo setiap orang yang lihat kita main hp kudu dijelasin? Kapan main hpnya? Eh, kapan kerjanya? Hehehe

  • Dari Ngomongin Harga Product Sampai Dengerin Curhatnya Customer
    Nah, ini yang paling seru. Apalagi kalau Marketing Support lagi follow up Ibu-ibu. Wahhh, sampe ke suami yang jarang pulang juga diceritain. Hahaha. Bukan hanya itu, kadang bahasan juga sampai ke harga cabe atau beras yang mungkin lagi nain. Tips buat teman-teman Marketing Support yang akan follow up ibu-ibu, upayakan untuk update masalah harga barang-barang dapur ya. Hehehe

  • Kuping Panas
    Dari pagi sampai sore, nelponnnn terus. Ngobrol teruss. Seru sih. Apalagi kalau kata orang, wanita itu minimal bicara dalam seharinya 70.000 kata. Ya kalau jadi Marketing Support, pasti kecapai deh angka itu. Tapi, harus diingat. Yang dihadepin berbagai jenis orang. Ada yang bersikap bersahabat ketika kita mulai pembicaraan, ada yang langsung marah-marah, ada yang langsung reject, yahhh macem-macem.

    Bayangin kalau berturut-turut dengarin omelan dari customer, apa engga panas itu kuping? Beruntungnya, semua komunikasi ini terjadi tanpa harus tatap muka. Kalau tatap muka wanita dengan wanita sih, aduh saya engga berani bayangin apa yang akan terjadi. Hahaha.

  • Kudu Bisa Nahan Diri
    Sekali lagi, mereka yang di follow up datang dari beragam karakter, mood, suku, ras, bla bla bla. Kalau lagi beruntung, kita akan berbincang dengan mereka yang sangat ramah dan menerima dengan baik waktunya diganggu oleh si Marketing Support.

    Jika kebetulan follow up customer yang bawel, banyak nanya, banyak nawar, eh engga jadi beli? Ya Allahh. Kalau bisa minjem istilah dari Bu Susi sih, "TENGGELAMKAN!" Hahahaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun