Mohon tunggu...
Edy Suryadi
Edy Suryadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ketua Umum Rumah Kebangsaan Pancasila

Inner Life is The Real Life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nation Building Yang Berorientasi Pada Nation Character Building

4 April 2015   17:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:33 4266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="aligncenter" width="265" caption="Nasionalisme.Id"][/caption] Nation character building atau pembangunan jiwa bangsa adalah sebuah hal penting dan mendasar yang nampaknya terlupakan dan kurang mendapat perhatian yang sungguh-sungguh oleh bangsa ini dalam kurun waktu yang begitu panjang. Entah apa yang membuat bangsa ini seolah lupa dan tidak menganggap penting pembangunan jiwa bangsa tersebut. Hari ini, definisi kita tentang membangun bangsa terlihat telah bergeser jauh dari yang semestinya. Kita cenderung mendefinisikan pembangunan bangsa dengan lebih mengedepankan pembangunan pembangunan gedung-gedung, infrastruktur, ekonomi, dan hal-hal serupa lainnya. Padahal jelas tegas dalam kenyataan hidup ini bahwa kuat dan besarnya sebuah bangsa sangat ditentukan pertama sekali oleh karakternya. Oleh jiwanya. Jadi meski pembangunan gedung-gedung, infrastruktur, ekonomi dan hal-hal serupa lainnya merupakan hal yang penting, namun semua itu tidaklah mempunyai arti apa-apa tanpa terbangun dengan kuatnya karakter bangsa. Terabaikannya pembangunan jiwa bangsa saat ini dapatlah kita katakan sebagai penyebab utama menjadi biasnya arah perjalanan bangsa kita. Saat ini kita mendapati bangsa ini tumbuh sebagai sebuah bangsa yang tidak tahu dan tidak mengenal jati dirinya dengan baik. Kepribadian bangsa nampak tidak mempunyai bentuk dan ukuran yang jelas. Dan tentu hal ini membuat bangsa kita menjadi lemah dan rentan sekali terhadap masalah-masalah yang dapat timbul dan mengganngu stabilitas bangsa serta rentan akan tindakan-tindakan ekploitasi, pembodohan dan manipulasi dari bangsa-bangsa lain. Lemahnya jiwa bangsa juga membuat bangsa kita masih saja terjajah meski kita menyebut diri kita sebagai bangsa yang merdeka. Kita masih saja menjadi bangsa yang terdikte dan tereksploitasi oleh bangsa-bangsa lain. Keadaan ini tentu tidaklah boleh terus berlangsung dan menina-bobokan kita sampai akhirnya membuat kita betul-betul lupa akan siapa sebenarnya kita. Lupa akan jati diri kita sendiri. Lupa harus seperti apa Indonesia ini. Pada masanya dahulu kita tahu Bung Karno, founding father kita, benar-benar sangatlah mengedepankan pembangunan jiwa bangsa ini. Bung Karno jelas memahami betul bagaimana pentingnya dan bagaimana berpengaruhnya pembangunan jiwa bangsa terhadap soliditas bangsa ini. Dan hal itu tergambar jelas dalam salah satu pidato Bung Karno berikut. ….pokok intisari mandat yg saya terima dari MPRS ialah membangun bangsa nation building dari kemerosotan zaman kolonial untuk dijadikan satu bangsa yang berjiwa yang dapat dan mampu menghadapi semua tantangan atau bangsa yang merdeka dalam abad ke 20 ini. itulah intisari pokok daripada mandat MPRS kepada saya. sesungguhnya toh, bahwa membangun suatu negara, membangun ekonomi, membangun tekhnik, membangun pertahanan, adalah pertama-tama dan pada tahap utamanya membangun jiwa bangsa. bukankah demikian. sekali lagi bukankah demikian? tentu saja keahlian adalah perlu, tetapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang besar tidak akan dapat mungkin akan mencapai tujuannya, inilah perlunya, sekali lagi mutlak perlunya, nation character building… Dari pidato tersebut tergambar dengan jelas sekali buat kita bagaimana Bung Karno begitu memandang penting akan nation character building ini. Bagi Bung Karno membangun jiwa bangsa haruslah menjadi hal yang utama dan pokok. Haruslah menjadi hal yang mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar. Haruslah menjadi perhatian prioritas dari bangsa ini. Bangsa Indonesia haruslah tumbuh menjadi bangsa yang berjiwa. Menjadi bangsa yang berkarkter. Menjadi bangsa yang mampu menghadapi semua tantangan zaman. Menjadi bangsa yang berdikari. Dan bangsa yang demikian itulah yang dalam pandangan Bung Karno merupakan bangsa yang merdeka itu. Bangsa yang merdeka dengan sebenar-benarnya merdeka. Jadi haruslah kita sepahami dan sepakati bahwa membangun jiwa bangsa merupakan kunci menuju bangsa yang besar, kuat dan sejahtera. Tanpa perhatian yang serius dari seluruh komponen bangsa mengenai hal ini, bangsa ini hanya akan terus berputar-putar dalam permasalah-permasalahannya tanpa menemui jalan penyelesaian yang berarti. Dan kini tentu adalah saatnya bagi bangsa ini untuk mengembalikan arah pembangunan bangsa ke arah yang seharusnya. Menyelenggarakan nation building yang berorientasi pada nation character building. Para pendiri bangsa ini sebenarnya telah sedari awal pembangunan bangsa ini telah menetapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh bangsa ini dan juga sedari awal telah memformulasikan apa dan bagaimana jati diri bangsa ini, serta ke arah mana harusnya pembangunan bangsa ini bergerak. Hal tersebut telahterformulasikan dengan rapih di dalam apa yang kita kenal dengan Pembukaan UUD’45. Yang juga perlu kita tahu tentang Pembukaan UUD'45 ini adalah bahwa ia disebut juga sebagai Deklarasi Kemerdekaan. Bahkan Bung Karno menyebutnya sebagai anak kandungnya dari Proklamasi. Kenapa demikian, hal ini dikarenakan melalui Pembukaan UUD'45 atau Deklarasi Kemerdekaan inilah dijelaskan alasan dan maksud kita memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 itu. Jadi dapatlah Pembukaan UUD'45 ini kita sebut sebagai sebuah rumusan pokok tentang pembangunan bangsa. Ia seumpama dengan genetika bagi bangsa Indonesia. Sebagaimana dengan genetika yang padanya terdapat kode yang meformulasikan bentuk, sifat dan rancang bangun tubuh manusia, demikian juga halnya dengan pembukaan UUD’45 ini. Melaui Pembukaan UUD’45 ini terangkum bentuk, sifat dan rancang bangun bangsa Indonesia. Terjelaskan siapa kita dan mau kemana kita sebagai sebuah bangsa. Melaluinya kita akan dapat memahami rentetan sejarah terbentuknya bangsa Indonesia. Kita akan dapat memahami apa impian dan cita-cita bangsa Indonesia. Kita akan dapat memahami bagaimana jalan yang harus ditempuh oleh bangsa ini untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaannya menuju Indonesia yang adil-makmur. Kita akan dapat memahami rancang-bangun kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, serta bagaimana peran yang harus diambil bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia. Dengan kata lain, dapat kita katakan bahwa Pembukaan UUD’45 ini adalah merupakan PANDUAN UNTUK MENJADI INDONESIA. Kepadanyalah penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia harus mengacu dan harus selaras. Dimana secara garis besar, darinya kita dapat memahami bahwa Indonesia yang berjiwa adalah Indonesia yang berakar pada penghormatan akan Kemerdekaan dan Keberagaman. Jiwanya bangsa Indonesia adalah jiwa dan haruslah merupakan jiwa yang merdeka. Jiwa yang berdikari. Jiwa yang juga menghargai hak setiap orang, setiap kelompok dan setiap bangsa untuk merdeka. Jiwa yang  toleran terhadap terhadap segala bentuk perbedaan dan jiwa yang menghormati keberagaman. Jiwa yang menempatkan setiap orang sama derajatnya di hadapan hukum dan Tuhan. Jiwa yang mengukur kemuliaan seseorang dari kebermanfaatannya bagi kehidupan dan bukan karena siapa dia, dari mana asalnya dan apa keyakinan yang dianutnya. Dan untuk memahami semua itu dengan lebih baik serta untuk memahami lebih utuh akan keindonesiaan kita, mari kita lihat dan pahami dengan seksama iisi yang terkandung dalam pembukaan UUD’45.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun