Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sedekah Kepada Kafir Miskin "Berbuntut Panjang"

26 September 2020   08:49 Diperbarui: 26 September 2020   09:01 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberian sedekah juga berlaku bagi umat Buddha, seperti di sebuah pasar tradisional Thailand Selatan ini. Foto | Dokpri

Ustaz Abdurrahman mengatakan, terima kasih atas kedatangan tamunya. Ia pun berulang kali merasa bersyukur bahwa kedatangan Dullah itu merupakan bagian dari kepeduliannya terhadap hukum-hukum yang menjadi pendoman dalam menjalani kehidupan.

Semua itu dimaksudkan agar kita tidak tergelincir. Tentu, jika tergelincir bukan lagi dapat meraih keridhoan Allah, malahan menjadi mala petaka bagi diri sendiri. Dari sisi kaca mata sendiri terlihat benar, tetapi senyatanya kita telah berbuat salah.

"Terima kasih haji telah ingatkan saya. Agar tidak tergelincir kepada perbuatan dosa," ucap Abdurrahman dengan nada datar.

Sebelumnya Dullah minta penjelasan terkait pendistribusian daging kurban kepada orang kafir miskin. Tegasnya, orang miskin tetapi bukan beragama Islam.

"Bukankah orang miskin muslim itu jauh lebih berhak. Kenapa mereka diberikan?" tanya Dullah penuh semangat.

Lagi-lagi Abdurrahman menjawab dengan nada lembut. Tidak semua orang ingin lahir dalam keadaan miskin. Kemiskinan yang diderita seseorang tak memilih agama apa yang dianutnya. Dari logika ini sayogianya kita sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa memberi bantuan kepada orang miskin, termasuk daging kurban, adalah suatu kewajiban.

Benar yang harus didahulukan adalah orang seiman. Tetapi jika tetangga kita miskin, ya tentu harus diperhatikan pula. Jangan lihat dia menganut agama kristen, buddha atau hindu dan khong hucu. Bantu, karena tetangga  merupakan saudara kita paling dekat.

Lalu, Abdurrahman melanjutkan penjelasannya. Ketika Nabi Muhammad Saw hijrah dari Mekkah ke Madinah, beliau disambut bukan saja oleh orang Muslim, tetapi juga umat penganut agama lain. Nah, kala turun perintah Allah untuk berkurban, daging kurban juga didistribusikan kepada umat agama lainnya.

Jadi, pemberian daging kurban seperti itu adalah gambaran dirinya mencontoh jejak Rasulullah Saw.

Pemberian daging kurban pun telah dicontohkan para nabi sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim As.

Mendapat penjelasan seperti itu, Ustaz Dullah terdiam. Mukanya terlihat memerah. Mungkin ia merasa "keok" dalam pemahaman sejarah perjuangan Rasulullah Saw.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun