Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gimana Sih Politik yang Islami Itu?

12 Oktober 2018   10:37 Diperbarui: 12 Oktober 2018   13:05 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH. Sahal Mahfurdh.Foto | NU.or.id

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati keras, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (Ali Imran/3:159)

Jadi, di sini ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW tiga sifat: berlaku lemah lembut, tidak kasar dan tidak berhati keras.

Dan, jangan lupa etika berpolitik adalah bersikap adil. Adil yang terserap dari Bahasa Arab adl terambil dari kata adala terdiri dari huruf ain, dal dan lam. Rangkaian huruf ini mengandung dua makna: lurus dan sama serta bengkok dan berbeda.

Seorang yang adil adalah yang berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuan ganda. Dan inilah yang menjadikan seorang yang adil, tidak berpihak kepada yang salah.

Keadilan dalam Alquran mengandung beragam makna. Sangat luas sekali. Tidak hanya pada  proses penetapan hukum atau pihak yang berselisih, juga menyangkut aspek kehidupan beragama.

Tidak kalah pentingnya etika politik dalam Islam adalah prihal persamaan kemanusiaan. Alasannya, esensinya manusia adalah sama, bersaudara karena mereka berasal dari sumber yang sama pula.

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangs dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti (al-Hujarat/49:13)

Maka, dari ayat itu makin jelas bahwa misi Alquran dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa adalah untuk menegakkan prinsip persamaan (egalitarianisme) dan mengikis bentuk fanatisme golongan maupun kelompok.

Penting juga disadari bahwa Alquran mengingatkan bahwa persaudaraan tidak hanya tertuju kepada sesama muslim, namun juga kepada sesama warga (masyarakat) yang nonmuslim. Term yang digunakan Alquran untuk menyebut persaudaraan dengan yang berlainan akidah berbeda dengan term yang digunakan untuk menunjuk persaudaraan yang seakidah. Persaudaraan berbeda akidah ini populer disebut toleransi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan bersifat menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Termasuk kebebasan dalam hal untuk memeluk agamanya masing-masing. Dan, dalam konteks masyarakat Indonesia, meskipun mereka berasal dari golongan atau aliran politik yang berbeda, mestinya mereka bersama-sama memperjuangkan cita-cita sebagai bangsa. Yaitu, masyarakat yang makmur sejahtera berkeadilan.

Sudahkah politisi menjalankan semua itu ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun