Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pemilik 7 Pesona Itu Bernama Yusman

23 Januari 2018   04:07 Diperbarui: 23 Januari 2018   16:28 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrai, Pilkada dengan sarat permainan diut. Karikatur | surveicalonwalikota.blogspot.co.id

Mengapa disebut sebagai pemilik 7 pesona? Karena Yusmanlah satu-satunya di Bumi Khatulistiwa sebagai pemegang hak 7 pesona sebagai (1) pebisnis, (2) politisi, (3) preman, (4) olahragawan, (5)  penguasa rohaniawan (6) jago perempuan dan (7) kekonyolan.

Masih bisa ditambahkan, Yusman takut dengan kegelapan dan kalau mandi punya persyaratan, yaitu airnya harus dipantulkan dulu ke dinding lantaran takut ilmunya luntur.

Kini ia tengah menjadi bahan pembicaraan di seluruh pelosok negeri. Warga di negeri para tetangganya dibuat gaduh. Warga Khatulistiwa pun paham betul kala Yusman membuat onar dan dapat dipastikan dia tengah melakukan ritual politiknya, bagai anak kecil tengah asyik memainkan gangsing seperti di Kampung Ketapang.

Pembicaraan warga Khatulistiwa makin hangat. Warga di warung kopi di pojok Jalan Kota Pontianak kini ramai membicarakan dirinya. Juga pengunjung caffee mewah di sejumlah hotel kota hantu itu ikut-ikutan membicarakannya. Ramai nian. Ada yang tampil bagai komentator sepakbola, ada yang memuji dan juga memaki karena pernah tersakiti. Namun pengamat politik enggan ikut tampil di forum ini. Apa pasal, takut "selip lidah" bakal berurusan dengan preman konyol.

Di negeri itu, kalangan akademis tahu persis jika sudah menyinggung sang pemilik 7 pesona, banyak orang merasa 'ribet'. Mengatur negeri bukan tambah lurus, tapi berkutet tak berujung. Para warga maklum pula, temperamen Yusman sulit dibendung ketika "syahwat" berkuasanya naik. Apa lagi ia kini tengah naik daun dengan sejumlah jabatan penting di pelosok negeri.

Yusman sang pemilik 7 pesona memang luar biasa. Badan pendek bukan penghalang dirinya untuk menjadi "subur", gemuk dan besar. Kekar pula. Tampilan selalu necis dengan kendaraan serba "wah". Punya pesawat pribadi pula. Hal itu barangkali yang menyebabkan ia demikian "subur" baik dari sisi fisik, material dan makin jauh dari spiritual. Kemewahan diperoleh seperti mudah didapat, bagai menukar lembaran daun berserakan di jalan raya dengan cara ditukar apa saja yang diinginkan.

Boleh jadi, anak zaman "now" menyebutnya bahwa si Yusman itu duitnya tidak berseri. Ia menjadi mesin pencetak uang. Bukan ia yang bekerja, tetapi duit yang dimilikinya lah bekerja sendiri. Ditempatkan dimana pun, duit si pemilik 7 pesona itu tidak bakal berkurang. Karenanya, kini ia tampil bagai sosok penguasa yang cenderung menjadi raja di Bumi Khatulistiwa.

Jika saja suara rakyat bisa dibeli, tentu sudah lama dilakukan. Beruntung warga Bumi Khatulistiwa tidak "silau" dengan duit yang sering dikucurkan, sehingga upaya membeli suara Tuhan tidak dapat dilakukannya.

"Demi Bumi Khatulistiwa raya, setan pun akan saya bayar," kata Yusman dalam suatu kesempatan.

Kalimat itu masih kuat terkenang di kalangan para orang tua setempat kala Yusman mencalonkan diri sebagai gubernur.

Tapi, syukurlah, hal itu tidak terjadi karena ucapan itu hanya slogan saja untuk menunjukan dirinya serius memimpin wilayah itu kala ia melakukan kampanye.

Ia tak terpilih, namun lebih memilih uang yang dikucurkan dari kandidat yang menjadi lawannya dalam pemilihan gubernur. Rakyat telah "digelapkan" matanya. Panggung Pilgub sejatinya bagi Yusman adalah wadah untuk memenuhi pundi-pundinya.

Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada sejatinya memang untuk mendapatkan pemimimpin yang legitimasi. Itu teori. Dalam praktek, untuk mendapatkan suara terbanyak tentu perlu dukungan duit. Tidak ada makan siang gratis begitu saja. Tentang ini, bagi Yusman yang penting duitnya meski ia sadari hanya Tuhan yang tidak bisa dibeli.

Andai saja ia menjadi gubernur, sudah dapat dipastikan betapa besarnya kerusakan lingkungan di negeri Khatulistiwa. Hutan dan tambang emas terkuras. Lihat, kini negeri itu tak lagi punya hutan. Kala hutan lebat, negeri jiran mengklim diri sebagai pengekspor kayu lapis terbesar di dunia. Loh, kayunya dari mana?

Lihat, sungai-sungai negeri Khatulistiwa. Tidak ada lagi air jernihnya, bercampur dengan air raksa bekas penambangan di wilayah pedalaman. Lihat, betapa terbelakangnya pendidikan dan pelayanan kesehatan lantaran pembangunan infrastruktur jauh tertinggal dari negeri jiran.

Jadi, kegagalan Yusman menjadi gubernur disambut rasa syukur. Rasa gembira para akademisi dan pemerhati lingkungan itu sangat dirasakan Yusman. Yusman tetap gembira bukan karena tdak dapat jabatan, tetapi pundi-pundinya telah terpenuhi sebagai modal merebut kedudukan lebih tinggi di partai politik.

"Kekalahan ini harus diterima dengan lapang dana. Kepada pemenang, saya memberi hormat," ucapnya kepada awak media di kota hantu.

Dan, betul saja, melalui jejaring yang dibangunnya, Yusman hanya dalam hitungan setahun sudah menjadi "penggede" di Jakarta. Jabatan legislatif tertinggi dipegang. Itu saja belum cukup, melalui kekuatan uangnya, ia berhasil menguasai partai politik.

Lagi-lagi karena kekonyolan yang dimiliki, ia mainkan dana partai. Dampaknya, ia kini menghadapi rumah tangga gaduh yang tidak pernah henti.

Yusman merenung seorang diri. Ia kini merasa takut. Ia pikir telah melakukan kesalahan pada dirinya sendiri, yaitu melanggar larangan mandi dengan cara tidak memantulkan air dulu ke dinding. Atau, ada kesalahan lain, namanya diubah dari Utsman menjadi Yusman 7 Pesona.

Lalu, siapa yang mengubah dan menambah-nambah 7 pesona. Ia sendiri tak tahu, tapi warga setempat telah terlanjur merekatkan dirinya dengan predikat 7 pesona itu. Memang, dulu, orang tuanya yang miskin memberi nama Utsman dengan harapan dia - yang meski hanya mengecap pendidikan sampai sekolah dasar - dapat berperi laku seperti sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu Utsman bin Affan.

Kita tahu bahwa dalam sejarah Islam, sahabat nabi yang satu ini terkenal sebagai seorang yang rupawan, lembut, mempunyai janggut yang lebat, berperawakan sedang, mempunyai tulang persendirian yang besar, berbahu bidang, rambutnya lebat, dan bentuk mulutnya bagus.

Yusman dan Utsman memang berbeda watak dan fisik, bagai langit dan bumi. Yusman dikenal sebagai pemilik 7 pesona, sedangkan Utsman bin Affan telah berperan meningkatkan kualitas ketakwaan umat Islam sebagaimana ajarannya yang diterima sejak 14 abad silam.

Catatan: Mohon maaf, jika ada kesamaan nama dan tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun