Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asyiknya Menikmati Kegembiraan Calon Taruna

4 Desember 2017   09:58 Diperbarui: 4 Desember 2017   18:40 2109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para calon taruna tengah ikut kegiatan apel pagi di lapangan BP2IP Tangerang, Banteng. Foto | Dokpri.

 

Pelaut... pelaut.. Jangan bosan di laut. Pelaut....Tunjukan darma baktimu di laut..... demi nusa bangsa...

Pelaut... pelaut jangan bosan di laut. Demikian sepenggal syair dari lagu yang ditangkap penulis ketika menyaksikan kegembiraan para calon taruna Balai Pendidikan Dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Tangerang.

Lembaga pendidikan kelautan ini tepatnya berlokasi di Jalan Raya Karang Serang No.1, Kec. Sukadiri Kab., Karang Serang, Sukadiri, Tangerang, Banten 15530. Pada  Sabtu (2/12) lalu, para orang tua menyaksikan para calon taruna membawakan lagi tersebut. Lagu tersebut wajib dinyanyikan pada apel siang sebelum mereka makan bersama di komplek lembaga pendidikan kelautan tersebut.

Pintu masuk kompleks BP2IP Tangerang. Pengunjung harus berjuang keras, jalan memutar, karena jembatan dekat jalan raya belum rampung.
Pintu masuk kompleks BP2IP Tangerang. Pengunjung harus berjuang keras, jalan memutar, karena jembatan dekat jalan raya belum rampung.
Kapal nelayan tradisional di sisi kampus BP2IP dengan jembatan yang belum rampung. Foto | Dokpri
Kapal nelayan tradisional di sisi kampus BP2IP dengan jembatan yang belum rampung. Foto | Dokpri
Para orang tua pada hari itu diberi kesempatan mengunjungi anak-anak mereka yang sudah tiga bulan tak pernah bertemu. Rindu berat orang tua selama anak mereka berada di lembaga pendidikan tersebut terpancar di raut wajahnya. Mereka ini kebanyakan berasal dari luar kota Jakarta.

Maklum, sejak mendaftar pada September lalu hingga kini baru berjumpa kembali. Ini memang aturan dari lembaga tersebut,  anak selama berada di lembaga pendidikan itu tidak diperkenankan berkomunikasi dengan orang tuanya. Alat komunikasi atau gawai, berupa telepon genggam, laptop atau perangkat komunikasi lainnya yang biasa dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, ditinggalkan.

Para calon taruna tak bisa berkomunikasi dengan dunia luar. Putus. Dengan siapa pun di luar kehidupan dari pendidikan tersebut tidak ada. Termasuk juga tak bisa berkomunikasi dengan famili, apa lagi pacar. Mereka hanya bisa berinteraksi dengan sesama mereka, dengan para instrukturnya, seperti: Bapak Arif, Pujo Riyanto, Safruddin, Rahmat Kuncoro, Marsudi, Ading dan beberapa tenaga pengajar lainnya.

Para instruktur kebanyakan berasal dari satuan Marinir. Para calon taruna pun dalam waktu tiga bulan sudah bisa menyesuaikan dengan gaya hidup dan kehidupan laut semi pendidikan militer.

Duh indah sekali kehidupan kebersamaan mereka. Kehidupan perasaan senasip dengan sesama teman dan para instrukturnya. Perasaan itu memang dibangun agar meraka juga punya perasaan senasip bagai hidup di sebuah kapal besar yang tengah terombang-ambing di lautan nan luas, ombak besar dan angin kuat dan selalu membawa panji Merah Putih ke berbagai belahan dunia.

Itulah dia, mereka para calon taruna yang memiliki mimpi besar yang diharapkan ke depan dapat memberi kontribusi bagi Indonesia sebagai negara maritim terbesar dan menjadi poros dunia.

Anak-anak dari anggota keluarga taruna tengah mengamati calon taruna tengah apel. Foto | Dokpri
Anak-anak dari anggota keluarga taruna tengah mengamati calon taruna tengah apel. Foto | Dokpri
Niko Kurniawan, salah satu anggota keluarga penulis tengah menumpumpahkan rasa rindunya. Foto | Dokpri
Niko Kurniawan, salah satu anggota keluarga penulis tengah menumpumpahkan rasa rindunya. Foto | Dokpri
Petak umpet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun