Mohon tunggu...
Edward Sadeem
Edward Sadeem Mohon Tunggu... Petani - Penyuka kopi

Pemerhati pagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Sarung Lebaran

1 Mei 2022   06:01 Diperbarui: 1 Mei 2022   07:23 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Begitu selesai membaca berita dari media massa online, kedua pasang mata saling berpandangan. Percakapan di hati seperti tersambung secara otomatis dan lalu cepat sepakat untuk membatalkan rencana tidak mudik menjadi harus mudik ke kampung suami. 

Sakti, begitu nama lelaki perantau beristri orang kota tempatnya bekerja, bercerita pada istrinya tentang temannya dari kampung  itu yg kini sedang tersangkut kasus hukum dan jadi bahan berita berbagai media online.

 " padahal dia itu orangnya gaptek, bund..terakhir saya ngobrol dengannya dia ngasih tahu kalau dia hanya bisa yutuban saja. Dalam hati denger itu rasanya senang dia cuman bisa begitu.."

  "loh kok bukannya harus melek IT?"

" ya justru itu yang papah takutkan kini sudah terjadi. Entah belajar ke siapa dia bisa punya akun facebook. Kang Yana itu begitu orangnya, dari dulu sejak Osama bin laden eksis sudah ada bibit- bibit kiri pada dirinya, apalagi masuk ke zaman sekarang ini, di mana para penjaja ideologi transnasional itu banyak berkeliaran gak di dunia maya gak di dunia nyata. "

  " dia kan orang ahlul sunah, pah..kok bisa ya?"

  " itu dia makanya gak bisa dimengerti. Orang ideologi itu di tempat asalnya saja gak laku, di sini malah laku keras. Sudah punya bakat tersesat, tercuci lagi pikirannya sekarang sekarang ini. Di lihat dari postingan  yang jadi kasusnya memang dia sudah parah terpapar radikalisme. Membawa rahmat di mana kalau sudah jadi pembenci,mau antarkan situasi seperti  hancur-hancurannya Syuriah

  " teman papah apa gak tahu surat an -nissa ke lima puluh sembilan,, wahai orang -orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah rosul-NYA dan taatilah ulil amri diantara kalian. Atau dia juga tak tahu hadis dari Albukhori dan Muslim yang bunyi begini,, wajib atas setiap muslim untuk mendengar dan taat kepada penguasa, baik pada sesuatu yang dia suka atau benci. Akan tetapi jika dia diperintahkan untuk bermaksiat maka tak ada kewajiban baginya untuk mendengar dan taat."

   "ya gak tahu sih..yang pasti dia telah ngancam ingin memburu presiden dan menyebarkan ajakan lakukan makar, " kata Sakti, tersenyum kecil, yang terselip dirasa bangga punya istri yang sepaham dan  bisa diajak berdiskusi.

                                 *        *        *

Sayup -sayup terdengar suara beduk awal, penanda waktu sejam lagi waktunya sholat jumat akan dilaksanakan di masjid jami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun