Mohon tunggu...
Edulab Bali
Edulab Bali Mohon Tunggu... Konsultan Pendidikan dan Bimbingan terbaik di seluruh Indonesia

Edulab adalah sebuah lembaga konsultan pendidikan pertama yang menerapkan konsep belajar dalam suasana seperti di rumah, sistem pembelajaran 24/7, berinovasi dalam metodologi pendidikan dengan menggunakan sistem small class, serta pemetaan minat bakat melalui talent mapping. Edulab hadir di tengah perkembangan pendidikan yang begitu pesat, dengan banyaknya metodologi pendidikan dan ilmu pengetahuan yang juga berkembang. Sehingga edulab terus menghadirkan inovasi yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat mendatang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Indonesia

3 Februari 2024   18:29 Diperbarui: 3 Februari 2024   18:35 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara tersebut maka dalam paradigma baru pembelajaran saat ini dikembangkanlah pembelajaran yang berpusat pada murid (student center) bukan lagi berpusat pada guru (ticher center) dimana murid harus dijadikan sebagai subyek atau pembelajar. Kegiatan pembelajaran tidak lagi menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar atau kegiatan pembelajaran tidak lagi hanya aktivitas memindahkan pengetahuan guru kepada murid, tetapi jauh dari itu yaitu murid harus terlibat aktif menjadi pembelajar, membangun pengetahuan sendiri dengan bantuan dari guru dan berbagai sumber belajar lainnya sehingga pengetahuan atau pengalaman belajar yang diperoleh menjadi sangat bermakna. 

Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam buku “Pusara” (1940) menyatakan; “Jangan menyeragamkan hal-hal yang tidak perlu atau tidak bisa diseragamkan, perbedaan bakat dan keadaan hidup anak dan masyarakat yang satu dengan yang lain harus menjadi perhatian dan diakomodasi”. Demikian juga dengan pemikirannya yang lain “anak-anak tumbuh tumbuh berdasarkan kekuatan kodratinya yang unik, tak mungkin pendidik ‘mengubah padi menjadi jagung’ atau sebaliknya”. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kita harus menyesuaikannya dengan kemampuan, bakat dan minat murid atau kebutuhan murid. 

Agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dan berpusat pada murid maka perlu menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi guru harus melakukan pemetaan atau identifikasi terlebih dahulu terhadap tiga aspek kebutuhan belajar murid yaitu; kesiapan belajar murid, minat belajar murid, dan profil belajar murid. Apabila ini sudah dilakukan maka selanjutnya adalah melakukan kegiatan belajar mengajar yang berdiferensiasi dengan menyiapkan variasi pendekatan pembelajaran ditengah keberagaman karaktersitik murid yang ada. Hal ini menuntut kreatifitas atau inovasi dari guru untuk melakukannya. 

Ada tiga strategi diferensiasi yang harus dilakukan yaitu; diferensiasi konten yaitu menentukan apa yang akan kita ajarkan pada murid-murid yang disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid, diferensiasi proses yaitu; bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari, apakah siswa belajar mandiri atau berkelompok, bagaimana memenuhi kebutuhan murid, caranya seperti apa, prosesnya seperti apa, seberapa banyak bantuan yang diberikan, siapa saja yang memerlukan bantuan, sedangkan diferensiasi produk adalah; tentang tagihan apa yang kita harapkan dari murid, memberikan tantangan, memberikan pilihan kepada murid, memberikan kesempatan untuk berekpresi dan berkepketasi. 

Pembelajaran yang berdiferensiasi harus dibangun dengan yang disebut learning community (komunitas belajar) yaitu komunitas yang semua anggotanya adalah pembelajar dan guru akan memimpin murid-muridnya untuk mengembangkan sikap atau praktik yang mendukung tumbuhnya lingkungan belajar yang berdiferensiasi. Ada beberapa faktor yang menjadi karakteristik atau ciri lingkungan belajar yang berdiferensiasi yaitu; setiap orang di kelas saling menghargai, setiap orang akan dihargai, murid merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, serta guru dan siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama. 

Dengan menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid (student center) dengan melalui pembelajaran yang berdiferensiasi maka akan terbentuk kepemimpinan pada murid (student leadership) dimana murid menjadi bertanggung jawab, dan menjalankan perannya sebagai murid yang dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik untuk dirinya maupun masyarakat di sekitarnya. Sedangkan pada sisi pendidik, guru akan menjadi sosok pemimpin pembelajaran yang dapat mendorong wellbeing ekosistem pendidikan di sekolah yang selalu berpusat dan berpihak pada kebutuhan murid. Mari sama-sama tergerak, bergerak, menggerakkan untuk pendidikan yang lebih baik.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun