Proyek mangkrak yang paling diingat publik adalah wisma atlet di Hambalang. Salah satu dalang korupsi wisma atlet Hambalang adalah Andi Alifian Malarangeng yang kala itu menjabat sebagai menteri pemuda dan olahraga. Andi ditahan pada 17 Oktober 2013 setelah hampir sejak Desember 2012 ditetapkan sebagai tersangka. Dalam kasus Hambalang, Andi diduga melakukan penyalahgunaan wewenang secara bersama-sama sehingga mengakibatkan kerugian negara. Menurut perhitungan Badan Pemeriksa Keuangan, nilai kerugian negara dalam proyek tersebut sekitar Rp 463,6 miliar.
Masih banyak lagi petinggi partai Demokrat yang terlibat dalam kasus korupsi. Setidaknya ada tujuh petinggi partai yang terlibat dalam kasus korupsi di era presiden SBY (selengkapnya dapat di baca di sini). Namun yang menarik adalah kembalinya Andi Alfian Mallarangeng sebagai kader partai walaupun status nya sebagai mantan narapidana korupsi.
2. Kegagalan dalam melakukan kaderisasi
Kegagalan partai Demokrat adalah kehilangan kaderisasi layaknya dalam sebuah partai modern. Kehadiran AHY begitu tiba-tiba menjadikan partai Demokrat seperti partai keluarga SBY. Atau dalam bahasa pengamat politik partai Demokrat tidak sebatas fans club milik SBY yang diwariskan kepada AHY.
Tidak berlebihan anggapan tersebut, partai Demokrat seperti kehilangan kader potensial. Yang menonjol hanya AHY, tanpa ada alternatif lain selain AHY. Publik melihat ada kesan memaksa agar AHY maju sebagai calon presiden. Padahal elektabilitas AHY masih jauh dari harapan.
Kembalinya Andi Mallarangeng ke dalam anggota partai menambah kesan buruk bagi partai berlambang mercy ini. Acap kali Andi tampil di televisi untuk membela partai Demokrat mana kala mendapatkan persoalan baik dari eksternal maupun dari internal partai. Andi boleh bicara panjang soal idealisme dan sebagainya, namun jejaknya sebagai koruptor tak akan hilang di ingatan publik.
Bicara kader Demokrat memang sangat sulit untuk ditebak. Terkadang bicara dan bertindak atas nama pribadi namun merugikan partai. Andi Arief misalnya dengan begitu banyak kontroversi sebenarnya telah mencoreng nama baik partai Demokrat. Namun, ada kesan membiarkan sosok kontroversi ini sehingga publik menjadi antipati terhadap partai Demokrat.
Inilah tantangan terberat AHY untuk pilpres 2024. Jika tidak mampu mengendalikan kader-kader yang asal bicara maka publik akan semakin tidak suka. Tentu ketidaksukaan publik ini dimanifestasikan dalam bentuk dukungan saat pemilu.
3. Konflik internal partai Demokrat