Megawati Soekarnoputri lantas tidak dipilih karena alasan tidak cerdas serta latar belakang pendidikan yang kurang memuaskan ekspetasi publik. Selain itu, masa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri banyak kekurangan sana-sini akibat stabilitas politik yang belum membaik. SBY sebagai presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat.
AHY, Milenial dan Gaya Politik EkslusifÂ
AHY sebagai tokoh muda yang dikesankan sebagai yang mewakili kaum milenial. Segmen pemilih milenial memang cukup menjanjikan bila AHY mampu menarik simpati. Namun sejauh ini elektabilitas AHY belum semoncer rival seniornya seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.Â
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan mayoritas generasi milenial memilih Prabowo Subianto yaitu sebesar 17,4 persen. Survei juga memotret capres yang paling diinginkan oleh Generasi Z (pemilih pemula) dan hasilnya 13,7 persen juga banyak memilih Prabowo Subianto. Sedangkan dukungan terhadap Anies Baswedan (11,7 persen), Tri Rismaharini (7,8 persen) dan Ridwan Kamil (5,9 persen). Namun, Ganjar Pranowo mendapat 14,1 persen di kalangan Gen Z (news.detik.com, 21/10/2021).
Berdasarkan data tersebut, posisi tawar AHY dikalangan milenial dan Gen Z memang masih sangat rendah. Gaya dan penampilan AHY layaknya anak muda zaman sekarang tidak lantas membuat kaum mudah jatuh hati kepada sosok putra pertama SBY ini. Justru kalau dikaji lebih dalam ada gap antara AHY dan kaum muda.
Gaya politik AHY yang cenderung eksklusif dan elitis inilah yang membuat simpati milenial kepadanya memudar. AHY tidak sedang mewakili kaum milenial yang apa adanya. Namun lebih dari itu ada kesan bahwa AHY adalah representasi kaum milenial yang high class. Kesan merakyat secara otomatis tidak hilang dari pribadi AHY. Padahal, preferensi pemilih Indonesia mayoritas menginginkan pemimpin yang merakyat.
Memang pilpres masih lama, dinamika politik akan selalu terjadi. Elektabilitas para elit politik bisa turun, bisa saja naik tergantung persepsi publik. Namun, gambaran saat ini adalah refleksi bagi AHY untuk pilpres 2024. Jika gaya politik AHY masih bertahan seperti saat ini maka bukan tidak mungkin 2024 AHY akan menjadi penonton dalam perhelatan pilpres kelak.
Pilpres 2024, Benarkah AHY tak laku?
AHY mengalami jalan terjal menuju pilpres 2024. Selain elektabilitas yang cenderung stagnan masih banyak faktor lain yang mengganjal langkah AHY. Jika tidak segera diatasi maka tidaklah berlebihan kita menyimpulkan bahwa AHY bisa saja tak laku seperti pilpres 2019. Yang kala itu sempat bersitegang dengan kader partai Gerindra.
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi daya tawar AHY yang sampai saat ini belum juga mengalami peningkatan, yaitu:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!