Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

MUI DKI Bentuk Cyber Army, untuk Apa?

23 November 2021   09:34 Diperbarui: 21 Desember 2021   14:44 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid beberapa waktu lampau. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid beberapa waktu lampau. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid beberapa waktu lampau. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, mengkritik rencana MUI DKI Jakarta membentuk pasukan siber atau cyber army. Jazilul Fawaid mempersilakan MUI DKI Jakarta menjadi tim sukses daripada membentuk pasukan siber (sumber 3). Saran ini diberikan lantaran tugas cyber army yang akan dibentuk oleh MUI DKI Jakarta tersebut secara jelas untuk membela Anies Baswedan. 

Jika targetnya adalah pilpres 2024, bukan tidak mungkin cyber army bentukan MUI DKI Jakarta akan bertarung melawan buzzer di media sosial. Sebab, masing-masing kelompok (cyber army dan buzzer) memiliki misi yang berbeda yaitu membela kepentingan masing-masing. Jika cyber army jadi dibentuk maka intensitas pertarungan di media sosial semakin tinggi dan sulit terhindari.

Bentuk Cyber Army Tanda Peringatan Isu Agama di Pilpres 2024

Cyber army sebagai alarm untuk pilpres 2024. Cyber army yang akan dibentuk MUI DKI Jakarta ini sedang memberikan signal bahwa pertarungan pilpres 2024 syarat akan isu agama. Isu Agama memang masih menjadi favorit untuk dimainkan dalam merebut simpati publik.

Cyber army tidak hanya dibaca sebagai pembela Anies Baswedan dari isu-isu hoax. Akan tetapi, memberikan peluang menghidupkan kembali isu-isu Agama sebagaimana pernah terjadi di pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Cyber army tentu akan memainkan peranan lain seperti memberikan polesan kepada sosok Anies Baswedan untuk menarik simpati publik.

Membangun citra Anies Baswedan sebagai tokoh yang paling agamis. Tokoh yang paling representasi umat Islam, dan lain sebagainya. Isu-isu seperti ini yang diyakini dapat dimainkan oleh cyber army bentukan MUI DKI Jakarta. Dan jika ini terjadi maka, isu agama tetap akan laku di pilpres 2024.

Cyber army dengan embel-embel agama memang sulit diterima akal sehat. Terlepas haram atau tidak, namun menggunakan embel-embel agama untuk kepentingan pribadi sangatlah tidak etis. Apalagi cyber army yang dibentuk akan berpotensi menimbulkan konflik di media sosial.

Pembaca Kompasiana yang budiman, kita berharap agar MUI DKI Jakarta berpikir kembali mengenai niat membentuk Cyber Army. Jika cyber army tersebut hanya sekedar membela kepentingan salah satu tokoh tertentu. Kita berharap lembaga sekelas MUI harus selalu mawas diri untuk kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan negara. Semoga.

Daftar Bacaan:

1. MUI Ungkap Tugas ‘Cyber Army’ yang Dibentuk MUI DKI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun