Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Itu Digugu dan Ditiru, Bukan Dituduh dan Dibunuh

1 November 2021   09:19 Diperbarui: 1 November 2021   09:34 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Guru yang sedang mengajar (sumber: seluncur.id)

4. Guru honorer yang digaji hanya dengan 315 ribu rupiah 

Deretan kisah di atas menunjukkan buruknya penanganan upah bagi para guru. Cerminan kesejahteraan guru yang sangat memperihatinkan. Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah belum mampu sepenuhnya mengangkat harkat dan martabat guru.

Guru dituntut profesional dengan Gaji rasa tip

Saking kecilnya gaji guru honorer, sering diibaratkan dengan uang tip. Uang tip adalah uang yang diberikan oleh konsumen kepada pemberi jasa sebagai tambahan dari harga yang telah dibayarkan. Namun sayangnya, masyarakat tidak mau tahu dengan keadaan guru. Yang mereka tahu bahwa anak-anak mereka diajarkan dengan maksimal.

Mengapa tidak fokus saja di pekerjaan sampingan tersebut? Kan penghasilan lebih besar? Kira-kira begitulah suara orang-orang diluar sana, yang tidak mengerti keadaan yang sebenarnya. Lalu jawabannya seperti apa?

Penulis pernah menanyakan langsung kepada salah satu guru yang bekerja di salah satu sekolah yang juga mencari tambahan dengan les privat. Selalu punya alasan mengapa tidak keluar dari sekolah dan fokus jadi guru privat. Alasan sederhana karena menjadi guru adalah cita-cita yang di canangkan sejak kecil. Maka dari itu, ada kepuasan sendiri bila mengajar di sekolah walaupun gaji kecil.


Selain itu, ada beberapa guru yang memberikan alasan pragmatis. Bagi sebagian orang, dengan menjadi guru akan lebih dipercaya bila mencari pekerjaan tambahan di luar sekolah. Nama besar guru dipakai untuk meyakinkan ketika sedang bekerja sampingan di luar sekolah. 

Jika demikian adanya, yakinlah bahwa keadaan akan terbalik yaitu mengajar disekolah sampingan, bekerja di luar sekolah jadi yang utama. Maka janganlah berharap banyak, kalau suatu saat nanti guru tidak akan sepenuh hati mengajar di sekolah. Lebih fokus dengan pekerjaan sampingan di luar sekolah yang dapat menghasilkan chuan yang lebih banyak.

Selalu ada relevansi antara kesejahteraan pekerja dengan profesionalitas kerja. Motivasi kerja didorong oleh kesejahteraan hidup yang baik. Tidak memikirkan beban hidup saat menjalani tugas akan berpengaruh terhadap efektivitas kerja yang baik pula. Pola ini saling berkaitan satu dengan yang lain nya.

Jangan bicara profesional jika tidak tidak memperhatikan kesejahteraan guru. Beban hidup keluarga yang besar mempengaruhi kualitas mengajar guru. Tentu apa pun kondisinya, tidak alasan bagi guru untuk tidak profesional. Pada tataran praktis hal ini sulit untuk dijalankan bagi para guru. 

Ibarat memberikan semangat kepada atlet yang cedera untuk berlari kencang, begitu pula memberikan motivasi pada guru untuk profesional dengan gaji rasa tip. Memang tidak semua hal bicara gaji, namun satu hal yang pasti semua orang yang bekerja butuh makan. Ada gaji ada makan, begtu lah kira-kira harapan semua orang, termasuk guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun