Lebih tepatnya, penulis seringkali merasakan bahwa pengurus komite adalah lembaga yang ditugaskan oleh kepala sekolah untuk melakukan kompromi dengan orang tua/ wali murid. Ibarat  lembaga kompromi, komite sekolah berusaha meyakinkan orang tua mengenai besarnya uang sekolah yang harus dibayarkan. Inilah awal cuci tangan seorang kepala sekolah bila terjadi peristiwa kekerasan akibat uang sekolah.
Banyak kasus kekerasan orang tua dan guru akibat ketidakmampuan orang tua dalam membayar uang sekolah. Sialnya, kejadian seperti ini terjadi di sekolah negeri. Lalu bagaimana dengan kepala sekolah menanggapi kasus seperti ini? Sederhana jawaban kepala sekolah: "mengenai uang sekolah itu bukan urusan kepala sekolah dan guru, semua itu adalah kesepakatan orang tua". Pernyataan yang konyol dan terkesan tidak tanggung jawab.Â
Pembaca yang budiman, sering kali beberapa sekolah di Flores masih ditemukan guru berstatus tenaga komite. Proses rekrutmen guru komite ini tidak jelas karena hanya kepala sekolah yang tahu. Acap kali keluarga kepala sekolah sendiri direkrut menjadi guru komite. Lalu, bagaimana dengan peran komite sekolah? Komite sekolah ditugaskan untuk mencari dana untuk membiayai gaji guru komite tersebut.
Kenyataan ini menggambarkan bahwa peran komite sekolah dibawah bayang-bayang kepala sekolah. Komite sekolah seperti tanpa nyali dihadapan kepala sekolah dan guru-guru. Sampai kapan komite sekolah dapat bekerja sesuai dengan harapan orang tua murid. Diakhir tulisan ini, kita sama-sama masih menanti asa komite sekolah. Sekian.