Oleh. Edelberta Stefania Bupu
(Siswi SMAK Regina Pacis Bajawa)
Dalam kurun waktu 10 bulan, proses pembelajaran di Indonesia mengalami dinamika. Dinamika tersebut terjadi karena adanya berbagai hambatan dalam proses pembelajaran akibat pandemi covid-19.Â
Uji coba pembelajaran daring/ dalam jaringan maupun luring/ luar jaringan (sistem shift) terus diupayakan oleh pihak sekolah.Â
Alhasil, beberapa sekolah menerapkan pembelajaran daring sepenuhnya dan ada juga yang menerapkan sistem shift yaitu penggabungan pembelajaran luring dan daring. Penerapan sistem shift disesuaikan dengan karakteristik daerah yang terdampak covid-19.
Situasi pandemi covid-19 menuntut agar proses pembelajaran tetap berjalan seperti biasa. Namun demikian, kesehatan guru dan siswa tetap menjadi prioritas utama. Pihak sekolah berupaya tetap memberikan pelayanan kepada siswa secara maksimal yaitu melalui pembelajaran daring. Pada titik ini, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran daring menjadi problem solving (penyelesaian masalah) untuk mengatasi jalan buntu pendidikan di indonesia.
Pembelajaran daring sebagai problem solving
Sebagai pengantar, penulis mengutip ungkapan dari tokoh Mahatma Gandhi yaitu: "hiduplah seakan kamu mati besok, belajarlah seakan kamu hidup selamanya'. Ungkapan ini mengandung makna yang mendalam serta relevan dengan situasi sekarang. Belajar tidak boleh berhenti hanya karena alasan covid-19. Sebab, di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja proses belajar harus tetap berjalan.
Kondisi pandemi covid-19 tidak berarti membatasi ruang keratifitas siswa. Kenyaman dalam proses pembelajaran merupakan jaminan atas hak belajar siswa. Selain itu, proses pembelajaran harus tetap berjalan sesuai dengan amanat Kurukulum 2013. Demi menunjang proses pembelajaran yang efektif di masa pandemi covid-19, maka pembelajaran daring menjadi pilihan alternatif.Â
Pembelajaran daring menjadi problem solving untuk mengantikan pembelajaran luring yang sampai saat ini belum bisa dilaksanakan. Sebagai problem solving, pembelajaran daring tidak mengesampingkan hakekat dasar dari pembelajaran yaitu "proses" dan "hasil". Sebab, kedua aspek tersebut menjadi indikator mutlak untuk mengukur keberhasilan pembelajaran pada bidang studi tertentu.Â