Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru dan Siswa Dalam Frame Gelombang Digitalisasi Pendidikan

1 September 2021   17:10 Diperbarui: 16 Oktober 2021   08:56 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Digitalisasi Pendidikan (sumber: Yoursai-Suara.com)

Inovasi pendidikan dalam metode pembelajaran mencakup rumusan tentang pengorganisasian bahan ajar, strategi penyampaian dan pengelolaan kegiatan dengan memperhatikan tujuan, hambatan, dan karakteristik peserta didik sehingga diperoleh hasil yang efektif, efisien, dan menimbulkan daya tarik pembelajaran (Reigeluth, 2011). 

Pada era digital, ruang interaksi guru dan siswa tidak sebatas ruang kelas (nyata) malainkan juga di ruang maya (berbasis virtual). Proses pembelajaran yang mencakupi pengelolahan kelas, pemberian materi serta evaluasi pembelajaran pun berlangsung secara virtual. Oleh karena itu, pengelolahan pembelajaran berbasis digital sangat dibutuhkan guru yang kompeten serta melek TIK.

Ketiga, guru perlu membangun komunitas dan jaringan kerja. Komunitas dan jaringan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas kerja. Anggota komunitas yang memiliki profesi sama sebagai guru pastinya komitmen sama pula untuk  meningkatkan kualitas pembelajaran. 

Untuk itu, setiap guru harus memiliki gambaran dan serta strategi tersendiri dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Setiap guru tentunya memiliki cara sendiri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, seperti mentukan metode pembelajaran, model pembelajaran, serta media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristis peserta didik dan materi ajar.

Sekalipun setiap guru mempunyai stategi sendiri, namun pengalaman masing-masing guru tersebut dapat dibagikan kepada anggota kelompok. Pengalaman guru yang mengalami kesulitan saat mengajar misalnya, dapat dibagikan kepada anggota kelompok yang lainnya. Tentu akan mendapat respon, dukungan serta solusi dari rekan-rekan guru yang lainnya dalam satu komunitas tersebut. Sebab, anggota komunitas tersebut diyakini pernah memiliki pengalaman yang sama sebab satu profesi yaitu guru. Komunitas dan jaringan kerja pasti akan sangat mudah di bentuk seiring dengan perkembangan digital.

Eksistensi Siswa dalam Digitalisasi Pendidikan

Guru dan siswa adalah patner kerja yang saling berkolaborasi dalam pada setiap tahap pembelaharan. Ini menegaskan kembali adanya pergeseran karakteristik pembelajaran yang harus melibatkan siswa lebih aktif serta menjadi pusat dalan setiap tahapan pembelajaran (student center). Guru tidak lagi berperan dominan sebagai pusat informasi, melainkan siswa secara aktif dan mendiri mencari sumber belajar yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

Digitalisasi pendidikan memudahkan siswa dalam mencari informasi sebagai referensi untuk belajar. Sebab, di era digital seperti sekarang ini banyak sumber belajar yang bisa ditemukan di berbagai situs resmi. Selain itu, informasi aktual yang berkaitan langsung dengan materi pembelajaran akan dengan mudah didapatkan dalam waktu yang begitu singkat. Sama hal dengan guru, yang dibutuhkan siswa untuk memperoleh kemudahan tersebut adalah kemampuan dalam mengusai TIK.

Sebagai generasi yang akan memasuki dunia kerja era industri 4.0 maka siswa perlu mempersiapkan diri yang lebih baik. Proses pembelajaran yang akan diterima siswa tidak lagi sekedar mempelajari apa yang diberikan guru, melainkan membangun paradigm baru bagaimana belajar itu sendiri. Idealnya proses pembelajaran menagarahkan siswa untuk senantiasa meningkatkan keterampilan proses sains.

Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Kemampuan KPS yang dimiliki siswa adalah bekal untuk menyambut dunia kerja di era industri 4.0. Sebab, pengembangan KPS digunakan untuk membantu siswa memperoleh pemahaman materi yang lebih bersifat long term memory sehingga diharapkan mampu menyelesaikan segala bentuk permasalahan kehidupan sehari-hari terutama dalam menghadapi persaingan global (Abungu dkk, 2014).

Dari uraian di atas, kemampuan KPS sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa secara langsung. Salah satu model pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran inkuiri. Ongowo dan Indoshi (2013) menegaskan bahwa keterampilan porses sains dapat dikembangkan melalui implementasi pembelajaran yang didasarkan penemuan melalui penyelidikan yaitu model pembelajaran inkuiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun