Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru dan Siswa Dalam Frame Gelombang Digitalisasi Pendidikan

1 September 2021   17:10 Diperbarui: 16 Oktober 2021   08:56 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Digitalisasi Pendidikan (sumber: Yoursai-Suara.com)

Aktualisasi pendidikan berbasis digital sedikit "dipaksakan" sebagai upaya untuk menyambut industri 4.0. Bergulirnya revolusi industri 4.0 membawa dampak perubahan dalam segala bidang yang sangat sigifikan termasuk pada sektor pendidikan (Maksum & Fitria, 2021). Salah satunya adalah bergesernya metode dan infrastruktur pendidikan dalam pembelajaran dari metode stradisional ke metode modern sangat di rasakan dalam perubahan tersebut.hal itu berarti mutlak adanya digitalisasi teknologi dibidang pendidikan era revolusi industri (Reflianto, 2018).

Seiring dengan perkembangan tersebut, penelitian dan pengembangan di bidang digitalisasi pendidikan mengalami kemajuan pesat selama beberapa tahun terakhir. Sebagai contoh: meningkatnya jumlah penelitian yang mengarah pada pengaruh internet terhadap pembelajaran (Khomariyah & Afia, 2020). Hal ini sebagai respon untuk mengetahui pentingnya internet dalam mendukung pembelajaran digitalisasi pendidikan. Sebab Internet memberikan kemudahan yang memungkinkan siswa untuk bekerja dengan kecepatan mereka sendiri, pada waktu mereka sendiri, dan memperluas pemahaman mereka tentang subjek terkait (Bayram & Comek, 2009).

Eksistensi Guru dalam Digitalisasi Pendidikan 

Peran guru dalam proses pembelajaran tidak akan bisa tergantikan oleh apa pun. Guru tetap terlibat secara langsung untuk memberikan arahan serta tahapan-tapan proses pembelajaran (direct instruction) yang baik dan benar. Ini mau meluruskan kesan bahwa guru tidak bisa lepas tangan selama proses pembelajaran. Kolaborasi antara siswa dalam proses pembelajaran tetap tetap menajadi prioritas utama.

Pertanyaan demi pertanyan muncul tentang eksistensi guru dalam digitalisasi pendidikan. Guru yang seperti apa/bagaimana agar memenuhi pelaksanaan digitalisasi pendidikan? Apa yang dilakukan guru agar digitasisi pendidikan berjalan secara baik? Apakah guru-guru di Indonesia sudah siap untuk melaksanakan digitalisasi pendidikan? Pertanyaan tersebut membutuhkan jawaban yang kompleks sebagai refeksi akan hakekat dan peran guru yang sesunggunya.

Peran guru semakin penting dan strategis seiring dengan pergeseran prioritas pembangunan oleh pemerintah. Setelah fokus pada pembangunan infrastruktur, mulai tahun 2019 pemerintah sedang mengupayakan untuk peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM). Untuk itu guru dituntut terus meningkatkan profesionalitas menuju pendidikan abad ke-21 dan menyambut industri 4.0. Oleh karena itu, guru harus memahami corak pendidikan pada era industri 4.0 dengan mengembangkan kompetensi yang terdiri dari tiga komponen besar, yakni kompetensi berpikir, bertindak, dan hidup di dunia (Greenstein, 2012).

Perkembangan teknolgi dan infromasi membantu proses pembelajaran baik bagi guru (pendidik) maupun siswa. Pertama, pembelajaran tidak lagi hanya bisa dilakukan di ruang kelas konvensional, tetapi juga dapat dilakukan melalui kelas-kelas maya (virtual). Kedua, berbagai informasi dan perangkat pembelajaran tersedia secara melimpah tidak lagi terjadi kesulitan dalam mendapatkan berbagai kebutuhan pembelajaran. Ketiga, dunia pendidikan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan kebaruan terkait kurikulum, media pembelajaran, dan perangkat pembelajaran sebagai upaya untuk merespon digitalisasi pembelajaran (Khomariyah & Afia, 2020).

Berdasarkan urain tersebut, penulis mencoba menguraikan pokok-pokok pikiran yang sekiranya menjadi rujukan oleh para guru untuk menyambut digitalisasi pendidikan. Pertama, guru perlu meningkatkan pengetahuan umum. Era digital tentu kaya akan informasi karena berbagai sumber informasi dapat di akses dengan mudah dan cepat. 

Sumber informasi tersebut dapat diakses oleh siapa saja tanpa memandang usia dan latar belakang pendidikan. Ini menjadi signal kuat bahwa informasi yang menjadi sumber pengatahuan siswa tidak selalu bersumber dari guru. Namun, guru berkewajiban memverifikasi setiap inormasi yang diterima siswa dari berbagai sumber tersebut sehingga layak dijadikan ilmu atau tidak. 

Upaya tersebut dapat dilakukan secara maksimal oleh guru apabila memiliki pengetahuan umum yang luas. Cara memperluas pengetahuan umum adalah membaca dan menulis serta melakukan kajian-kajian berbagai tulisan/riset yang relevan dengan bidang studi yang diampuh. Ini akan sangat membatu guru dalam proses pembelajaran bila mana ada pertanyaan umum yang diutarakan  oleh siswa.

Kedua, guru perlu menguasai teknologi, informasi dan komunikasi (TIK). Digitalisasi pendidikan menuntut guru melek TIK. Salah variabel penentu keberhasilan pelakasanaan digitalisasi pendidikan adalah kemampuan guru dalam menguasai TIK. Penguasaan TIK sangat relevan dengan peran serta merupakan ciri khas seorang guru di era digital. Selain itu, inovasi pembelajaran di era digital sangat dipengaruhi oleh sejauh mana guru mengusai TIK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun