Mohon tunggu...
Eddy Salahuddin
Eddy Salahuddin Mohon Tunggu... Guru - Indonesia

Menulis menghibur diri dan mengungkapkan rasa dengan hati dan jiwa yang terdalam. Berjuang demi generasi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Konjungsi "daripada" yang Salah Kaprah

16 Juli 2020   15:03 Diperbarui: 16 Juli 2020   15:04 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Konjungsi atau kata penghubung dalam bahasa Indonesia ada banyak jenisnya. Salah satu adalah "daripada" yang digunakan untuk menyatakan perbandingan. Misalnya, dalam kalimat "Lebih baik mencegah daripada mengobati". Dalam kalimat tersebut ada dua hal yang dibandingkan, yaitu kegiatan mencegah dan mengobati.

Konjungsi perbandingan berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal itu. Kata-kata yang sering dipakai dalam konjungsi ini adalah sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, umpama, dan daripada.

Dalam beberapa tulisan atau ucapan lisan, sering sekali kita lihat dan kita dengar penggunaan kata penghubung tersebut yang tidak tepat penggunaannya. Misalnya, dalam kalimat "Untuk mengantisipasi daripada musibah banjir di wilayah itu, akan dilakukan pembersihan selokan secara menyeluruh". 

Tidak tepatnya penggunaan kata penghubung tersebut karena tidak ada hal yang dibandingkan dalam kalimat tersebut. Jadi, sebaiknya kata tersebut dihilangkan saja. Kalimat yang tepat adalah "Untuk mengantisipasi musibah banjir di wilayah itu, akan dilakukan pembersihan selokan secara menyeluruh".

Pada kalimat lain, "Kemudian daripada itu untuk menindaklanjuti aturan potokol kesehatan covid-19, pemerintah perlu melakukan pemantauan secara ketat". Kalimat tersebut berisi pernyataan terkait tindak lanjut protokol kesehatan, tidak ada hal yang dibandingkan. Jadi, kata "daripada" dapat dihilangkan saja.

Lalu, salah kaprahnya pengguna bahasa Indonesia dalam berbahasa lisan maupun tulisan tidak semestinya terjadi terus-menerus. Ketegasan aturan penggunaan bahasa bukan bertujuan menjadikan kakunya penggunaan bahasa. 

Akan tetapi, sikap positif kita terhadap bahasa Indonesia ditandai dengan tertibnya kita berbahas Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang efektif sangat penting ditingkatkan agar komunikasi juga semakin baik dan efisien.

Beberapa contoh salah kaprah terdapat pada kalimat berikut.

  • Kata 'antisosial' pada kalimat "Dia selalu antisosial" merupakan kata yang tidak tepat. Arti kata tersebut adalah 'tidak suka bergaul, sikap menutup diri dari masyarakat, cenderung mengganggu ketentraman umum'. Kata yang tepat adalah "asosial" yang berarti tidak bersifat sosial; tidak memedulikan kepentingan masyarakat.
  • Kata "rubah" pada kalimat 'kebiasaan yang kurang baik pada dirinya harus dirubah'.  Kata tersebut mempunyai arti 'binatang jenis anjing, bermoncong panjang, makanannya daging, ikan dan sebagainya'. Kata yang tepat adalah "ubah", artinya 'ganti atau tukar'
  • Kata "absensi" pada kalimat "Saya belum menandatangani absensi hari ini" merupakan kata yang salah kaprah. Arti kata itu adalah 'ketidakhadiran'. Kata yang tepat adalah "presensi" yang artinya sesuai dengan kalimat tersebut, yaitu 'kehadiran'.
  • Kata "acuh" dalam kalimat "Ia acuh terhadap peraturan itu". Kata tersebut berarti 'peduli, mengindahkan'. Kata yang tepat adalah  "acuh tak acuh" atau  "cuek" yang berarti masa bodoh atau tidak acuh.
  • Kata "nuansa" pada kalimat "Nuansa dalam pertemuan itu sudah tidak nyaman". Kata tersebut berarti 'variasi atau perbedaan yang sangat halus atau kecil sekali, kepekaan terhadap, kewaspadaan atas, atau  kemampuan menyatakan adanya pergeseran yang sangat kecil'.  Kata yang tepat digunakan adalah "suasana" yang artinya 'hawa, udara, keadaan sekitar sesuatu atau dalam lingkungan, kadaan suatu peristiwa.
  • Kata "ke luar" dalam kalimat "Ia selalu ke luar masuk penjara karena kasus hukum". Kata tersebut berarti 'menuju luar'. Kata yang tepat adalah "keluar" yang merupakan lawan kata "masuk".
  • Kata"gahar" dalam kalimat "Sikapnya sangat "gahar" bila bertemu orang tak dikenal". Arti kata tersebut adalah 'gosok kuat-kuat'. Kata yang tepat adalah "garang" yang artinya 'penarah lagi bengis, galak, ganas'.
  • Kata "kosong" dalam kalimat  "Kedudukan skor adalah 1-0", yang diucapkan satu-kosong. Arti kata tersebut adalah 'tidak berisi, tidak berpenghuni, hampa, berongga, tidak bergairah'. Kata yang tepat adalah "nol". Menghindari salah kaprah dalam berbahasa menunjukkan kecermatan berpikir dan berkata-kata. Semoga bermanfaat dan pembaca semakin tertib berbahasa Indonesia dalam komunikasi resmi maupun tidak resmi dalam kehidupan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun