Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Inilah Cara Balita Mengekspresikan Goresan-Bentuk-Warna

21 Agustus 2017   01:10 Diperbarui: 21 Agustus 2017   01:11 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil kreasi goresan pensil 2B Faber-Castell oleh Dylan (dok.pribadi)

Sejak memasuki tahap perkembangan tersebut, sesekali Dylan saya ajak ke toko mainan di mall yang menyediakan spot "Lego Bricks". Dalam bentuk tiga dimensi ini yakni kotak persegi panjang layaknya batu bata berwarna-warni dengan cekatan menyusun bentuk kotakan persegi warna-warni. Lambat-laun membentuk semacam gedung perkotaan dan menara kecil yang sering dilihatnya saat berada di atas kendaraan bermotor.

Sesaat selesai satu menara kecil, dia bercerita mengutarakan bahwa itu adalah menara dan sebelahnya gedung perkantoran. Dylan mengekspresikan memori visualnya kedalam bentuk menara dalam permainan Lego. Hingga tahapan ini saya memahami bahwa balita punya memori visual kuat dan mampu mengekspresikan apa yang pernah disaksikannya berulang-ulang.

Dylan berpose di meja Lego Bricks (dok.pribadi)
Dylan berpose di meja Lego Bricks (dok.pribadi)
Untuk memperluas memori tentang bentuk selain bangunan berbentuk kotak seperti gedung perkantoran atau menara.  Saya mengajaknya jalan-jalan dengan  alat transportasi yang berbeda seperti dengan sepeda, sepeda motor, mobil, bus, kereta listrik, andong, dan pesawat terbang. Kemudian setelah menjalani petualangan tersebut, saya mengulang memori tersebut dalam buku gambar mewarnai alat transportasi tersebut. Dylan segera mengenali masing-masing bentuk alat transportasi tersebut.

Untuk membantu menguatkan memori bentuk maka saya mulai mewarnai sesuka hati salah satu gambar alat transportasi tersebut. Melihat saya asyik mewarnai, Dylan minta ikut mewarnai juga. Maka segera saja satu lembar gambar penuh dengan satu warna tak karuan. Saya tersenyum gembira dan menyemangatinya. Kami berlomba siapa yang cepat menghabiskan pensil warna. Tentunya yang menang adalah Dylan, hehehe... mewarnai sebanyak luasan kertas bergambar.

Selanjutnya saya mulai sering mengajaknya ke Taman Margasatwa Ragunan untuk mengenal lebih banyak bentuk hewan dengan gembira. Pada kunjungan yang kali ketiga, Dylan sudah langsung mengenal bentuk dan nama hewan yang dikunjungi meski sesekali memastikan dengan bertanya kepada saya hewan yang dihadapannya. Dylan menyaksikan hewan secara langsung, tidak hanya lewat tayangan televisi  atau video di saluran youtube.

Sekali lagi saya mengajaknya bermain mewarnai buku gambar mewarnai hewan sambil menantangnya untuk hanya mewarnai hewannya, bukan seluruh kertas. Perlahan-lahan Dylan mulai mencoba mewarnai dengan satu warna dan akurasi yang cukup baik meski masih melewati garis gambar. Kali ini tidak memenuhi lembaran kertas dan menghabiskan paling cepat dengan satu pensil warna.

Hasil mewarnai gambar hewan oleh Dylan (dok.pribadi)
Hasil mewarnai gambar hewan oleh Dylan (dok.pribadi)
Mengatur Warna dan Garis

Selain saya, tampil juga ibunya menuntun dan menularkan bagaimana asyiknya mewarnai gambar tanpa melewati garis gambar dan memakai dua atau tiga pensil warna. Dengan beberapa kali bermain bergambar baik dengan saya maupun ibunya, Dylan kini mampu berekpresi dengan warna yang berani, torehan warna pekat dan halus pada bidang kertas gambar dengan gembira.

Dylan memperlihatkan hasil kreasi mewarnainya (dok.pribadi)
Dylan memperlihatkan hasil kreasi mewarnainya (dok.pribadi)
Tak hanya itu kini Dylan mulai berekspresi membuat goresan melingkar berbentuk kurva melingkar tak beraturan hingga pada akhirnya mampu melukis hampir seperti lingkaran bulat namun kecil-kecil bentuknya. Dia menamakannya batu bulat, wajah orang dan mata orang. Secara ajaib, Dylan sudah mulai pada akhirnya Dylan mampu mengatur warna maupun goresan garisnya.

Hasil kreasi goresan pensil 2B Faber-Castell oleh Dylan (dok.pribadi)
Hasil kreasi goresan pensil 2B Faber-Castell oleh Dylan (dok.pribadi)
Memang secara naluri, balita hanya akan mampu bermain dengan goresan, bentuk dan warna bila orang tua turut serta dalam permainan menggembirakan tersebut setidaknya menjadi teladan di depan. Seperti ungkapan tokoh pendidikan bangsa, Ki Hajar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulodo (Di Depan Menjadi Teladan).

Baik dari sisi orang tua maupun balita, awalnya memang sulit kemudian tak karuan namun pada akhirnya menjadi indah, sebagaimana ungkapan seorang pembicara terkenal Robin Sharma: " Perubahan itu pada awalnya sulit, tak karuan di pertengahan dan cantik di akhir".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun