Mohon tunggu...
Edmu YulfizarAbdan
Edmu YulfizarAbdan Mohon Tunggu... Guru - Guru Pemula

Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru SMA |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Paradoks Pendidikan, di Atas Kertas Bahagia, Realita Kehilangan Makna

29 Maret 2024   12:39 Diperbarui: 4 April 2024   18:15 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pendidik, mengajar di kelas. (DOK. Kemendikbudristek via kompas.com)

Dari sisi profesional pun jika melihat data dari lembaga RISE Indonesia menyatakan bahwa pendidikan kita terburuk dan itu disebabkan kualitas guru-guru yang rendah. 

Menurut Shintia Revina Hanya 12 % guru sekolah dasar yang mereasa menguasai materi pengajaran literasi membaca dan 21 % yang menggangap dirinya menguasai materi pengajaran matematika. Uji kompetensi yang dilakukan pemerintah pun menghasilan kesimpulan bahwa guru-guru di Indonesia hanya mencapai nilai 30,40,50.

Oleh karena itu seharusnya jargon tersebut mengarah kepada peningkatan kualitas guru terlebih dahulu. Jargon berpusat kepada guru harus dimiliki oleh pemangku kebijakan. 

Sedangkan dalam tataran lapangan jargon berpusat kepada murid itu harus disadari oleh guru. Tentu banyak hal yang menyebabkan kualitas guru kita di Indonesia sangat rendah diantaranya adalah kesejahteraan, hanya menjadi objek politik, dan sistem rekrutmen yang keliru.

Jika mengacu kepada pendidikan yang berkualitas nomor 1 didunia yakni Finlandia. Sistem rekrutmen calon guru ke sekolah sangatlah serius. Disana yang harus mengajar adalah lulusan S2 dan memiliki sertifikat mengajar terlebih dahulu. 

Jika masuk kepada universitasnya, disaring melalui 2 cara yakni (1) enam puluh persen diambil dari pendaftar yang punya skor terbaik atas gabungan nilai ujian SMA/ Ujian matrikulasi dan nilai ujian masuk (2) empat puluh persen diambil dari pendaftar yang mendapat skor ujian masuk tertinggi saja tanpa komponen ujian matrikulasi.

Menariknya didalam buku berjudul Sistem Pendidikan Finlandia karya dari Ratih D. Adiputri bahwa menurut Sahlberg sistem rekrutmen calon guru di Finlandia tidaklah pertama-tama berdasarkan prestasi akademik, tetapi terutama berdasarkan kemampuan seperti komunikasi, kerja tim, kepribadian yang cocok dengan profesi guru (yang diluhat dari hobi, keaktifan dalam organisasi, bahkan hasil wawancara dengan calon mahasiswa). 

Maka pernyataan bahwa guru di Finlandia direkrut dari siswa yang terbaik dan yang paling cemerlang hanyalah mitos belaka. Yang dicari adalah talenta muda yang memiliki potensi mengajar dan potensi mengajar ini tersembunyi dalam berbagai karakter orang yang berbeda-beda. 

Tentunya daripada hanya menerima calon mahasiwa yang punya nilai akademik baik saja, akan lebih baik merancang pendidikan guru yang diminati generasi muda yang bergairah untuk mengajar dan mau belajar sepanjang hayat. Lebih jauh lagi, untuk menunjukkan bahwa siswa yang memiliki nilai akademik yang baik belum tentu menjadi guru yang baik.

Di Indonesia kebanyakan penulis dengar adalah ketika mereka tidak diterima di fakultas yang diinginkan olehnya, maka pendidik guru menjadi solusinya. 

Akhirnya fakultas guru hanya menjadi tempat pelarian. Dampaknya adalah semakin banyak yang masuk ke fakultas tersebut, ketika lulus juga banyak, namun lapangan pekerjaannya sedikit serta digaji dengan murah meriah. Sehingga dalam mendidik siswa tidak dilakukan dengan totalitas dan perhatian penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun