Mohon tunggu...
Edita Salsabila Budiantho
Edita Salsabila Budiantho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi, Telkom University

Hallo semua perkenalkan saya Edita, dan saya merupakan mahasiswa dari jurusan Ilmu Komunikasi Telkom University, saya memiliki minat dan ketertarikan yang mendalam mengenai bidang jurnalistik dengan tema teknologi dan sosial budaya. Dan selain saya tertarik dengan pembahasan tema teknologi sosial budaya, saya juga tertarik tentang pembahasan fenomena-fenomena lainnya yang sedang terjadi di sekitar lingkungan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

"Memimpikan Kebahagiaan yang Dibangun dengan Cinta" Perjuangan Ayah dalam Mengukir Masa Depan Keluarga dan Pendidikan Putrinya

12 Mei 2024   12:12 Diperbarui: 12 Mei 2024   13:25 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto merupakan Dokumentasi asli dari Penulis

Sosok yang tidak mementingkan dirinya sendiri. Seorang pemikul beban berat yang tidak pernah mengeluh. Dia adalah seorang ayah, dia tak pernah peduli apakah hari tersebut masih pagi, siang ataupun malam, dia tetap mengumpulkan uang demi kelangsungan hidup keluarganya. Ayah kelahiran tahun 1980 silam itu bernama Rudi, beliau menjadi tukang bangunan sejak umur 30 tahun, dengan memiliki rupiah seadanya beliau menghidupi sang keluarga demi bertahan hidup. Seringkali beliau harus menahan keinginan untuk menyantap makanan yang terasa enak di lidah demi sang istri dan putrinya tercinta. 

Sayangnya, beliau lebih suka memakan roti, kerupuk ataupun nasi. Kemudian ia membelikan lauk pauk atau memberikan uang hasil kerjanya kepada sang istri dan putrinya di rumah, teringat sang putrinya yang saat ini membutuhkan biaya yang lebih untuk keperluan sekolahnya. “Ada makanan apa saja amang makan kok, mau itu roti, kerupuk, atau bahkan hanya minuman kopi pun amang makan. Yang penting amang bisa ngasih uang buat istri sama anak di rumah, apalagi anak amang kan butuh biaya untuk sekolah”. Ucap Pak Rudi sambil tersenyum.

Di waktu silam ketika beliau masih muda, kehidupannya bisa dibilang berkecukupan. Beliau dulunya adalah salah seorang yang memiliki tanah toge dan berpenghasilan dengan cukup lumayan. Namun, sifat mudanya dulu tidak bisa dibendung, beliau tidak segan-segan untuk mentraktir teman-temannya berapapun jumlahnya. Dan tidak pernah sempat berpikir untuk menabung di masa depan. 

“Dulu amang sebelum jadi tukang bangunan punya lahan toge sendiri, amang setiap subuh selalu kirim-kirimin ke pasar di bantu sama kakak-kakak amang, ya namanya masa muda ya neng dulu amang gaada sempet kepikiran buat ditabungin uangnya. Uangnya malah amang pake buat traktirin temen-temen sama foya-foya doang. Disaat waktu itu toge udah banyak yang bermasukan ke pasar, amang jadi susah untuk dapet omset lagi, jadi amang memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis toge itu. Saat itu amang di usia 28 sampe 29 masih bingung mau cari kerja apa, jadi ya yang tadi amang bilang akhirnya ada tetangga yang minta buat bantu jadi tukang bikin kamar mandi. Jadi ya sampe saat ini amang betah dalam pekerjaan ini”. Ucap Pak Rudi dengan senyuman dan tertawanya.

Sumber Foto merupakan Dokumentasi asli dari Penulis
Sumber Foto merupakan Dokumentasi asli dari Penulis
Dengan profesinya sebagai tukang bangunan, tidak menghilangkan rasa semangatnya untuk bekerja demi menghidupi sang istri dan putrinya dirumah. Pak Rudi mengalami krisis ekonomi yang sangat menurun pada tahun 2020-2021 karena adanya pandemi covid-19 yang melanda di Indonesia, namun adanya peristiwa tersebut tidak menghentikan beliau untuk terus mencari cuan untuk menafkahi istri dan biaya sekolah putrinya yang pada saat itu membutuhkan sebuah telepon genggam. Beliau beralih profesi sementara menjadi tukang brangkal untuk mendapatkan uang. 

“Amang merasa sangat kesulitan disaat jaman covid tuh neng, amang sampe muterin otak gimana caranya cari uang lagi, waktu ada pandemi itu tuh susah banget buat cari kerja neng, amang sampe minjem gerobak kakak amang buat dipake angkut brangkal terus dijual-jualin, apalagi kan anak amang sekolah ya butuh banget handphone buat sekolahnya, jadi amang makin kerja keras banget nyari kerjaan di jaman covid. Soalnya kan di waktu covid tuh proyek bangunan di berhentikan sementara sampe waktu yang di tentukan, jadi amang jadi tukang brangkal tuh selama kurang lebih satu tahun. Gapapa neng demi anak emang sekolah, dibutuhin buat beli handphone”. Ucap Pak Rudi sambil tertawa.

Dengan kerja keras Pak Rudi selama ini, beliau sangat ingin anak dan istrinya bahagia dengan kehidupannya yang seperti saat ini. Beliau ingin anaknya menjadi anak yang dapat berguna bagi masa depan, beliau saat ini sangat berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik untuk keluarganya di rumah, beliau ingin setiap dia pulang ke rumah dapat memberikan kebahagiaan untuk anak dan istrinya. 

“Amang cuma berharap anak amang bisa menjadi anak yang sukses di masa yang mendatang dan menjadi penerus keluarga amang, amang juga pengen banget bisa wujudin anak istri amang buat liburan, amang bisa bisa aja bawa mereka liburan tapi setelahnya gaada uang buat makan (tertawa). Ya semoga amang bisa lebih memberikan kebahagiaan untuk anak dan istri, amang kerja keras saat ini karena ada kehadiran mereka dan udah tugas dan tanggung jawab amang juga”. Ucap Pak Rudi sambil tersenyum dan menggangukan kepala.

Kerja keras beliau membuat istrinya salut dengan pekerjaan beliau, sang istri  merasa sangat bangga dengan kerja keras suaminya dalam mencari nafkah untuk anak dan istrinya. Dia tidak pernah merasa terbebani dengan profesi sang suami yang menjadi tukang bangunan selagi pekerjaan tersebut menghasilkan uang yang halal dan hasil dari jerih payah sang suami. Hasil keringat dari kerja kerasnya juga dapat membawakan hasil untuk sang anaknya menjalankan sekolah dengan lancar, sang istri berkata bahwa anaknya dapat bersekolah dengan baik dan lancar atas kerja keras sang suami yang semangat mencari nafkah untuk keluarga kecilnya. 

Keluarga amang biasa aja dalam pekerjaan amang saat ini, keluarga amang juga memberikan semangat setiap hari disetiap kali amang ingin berangkat kerja mencari uang, istri amang terlebih lagi selalu ngasih amang semangat kerja. Jadi selagi pekerjaan amang halal keluarga amang tidak masalah dengan pekerjaan ini, ya intinya amang juga bersyukur punya istri yang ngertiin amang saat di kondisi yang sulit ini. Ditambah lagi liat anak amang yang semangat juga sekolahnya jadi terasa lebih semangat juga amang kerjanya (hahaha) yaa moga-moga keluarga amang selalu diberikan kebahagiaan lah”. Ucap Pak Rudi sambil tersenyum.

Dalam kisah kehidupan yang di alami oleh pak Rudi, terlihat perjuangan luar biasa dari seorang ayah yang rela untk mengorbankan kenyamanan pribadi demi kebahagiaan keluarganya. Meski pernah memiliki masa lalu yang makmur dengan kebun toge yang menghasilkan, pak Rudi tidak segan-segan memanjakan diri dalam kemewahan dan tidak memikirkan masa depan. Namun, ketika dihadapkan pada tantangan ekonomi, ia dengan gigih mengambil pekerjaan sebagai kuli bangunan untuk memastikan kelangsungan hidup keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun