RIZIEQ SHIHAB bicara banyak mengenai revolusi akhlak yang ia kaitkan dengan Pancasila. Ketika revolusi akhlak yang ia jalankan selaras dengan Pancasila layak mendapat apresiasi.
Pimpinan laskar FPI itu berbicara dalam forum bersama 100 tokoh dan ulama dalam memperingati Reuni 212. Ia menjabarkan mengenai revolusi akhlak yang bersumber pada Alquran ternyata ada dalam Pancasila.
Ia mengatakan spirit akhlak disebutkan ada dalam sendi-sendi negara yaitu Pancasila. Ia menyebutkan sila pertama hingga kelima sebagai spirit akhlak dalam semangat revolusi akhlak yang canangkan.
Ia menyebutkan Pancasila sebagai warisan ulama yang tidak perlu dibentur-benturkan dengan Islam. Disebutkan Pancasila sebagai konsensus nasional dari seluruh agama. Disebutkan dalam penyusunan Pancasila ada dari unsur Islam, nasional, dan non muslim.
Ketuhanan yang Maha Esa, katanya, memberi inspirasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Wajib menjunjung norma-norma luhur ketuhanan yang maha esa. Hal tersebut menjadi spirit akhlak yang luar biasa.
Rizieq juga bicara Kemanusian yang adil dan beradab. Ia menyebut adil dan adab mengandung nilai akhlak yang sangat tinggi yang perlu terus dijunjung tinggi. Seluruh elemen masyarakat harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, keadilan yang beradab.
Sila ketiga bagi Rizieq menanamkan akhlak karena hanya yang punya akhlak mempunyai keinginan bersatu. Tidak berakhlak berarti yang memecah bangsa tidak menginginkan persatuan.
Ia juga memuji sila keempat. Kerakyatan yang dipimpin diartikan ada pemimpin yang menuntut masyarakat. Tunduk dan patuh pada pimpinan merupakan bagian dari akhlak. Hikmat dalam kebijaksanaan, katanya, pemimpin dengan akhlak mulia karena memimpin dengan hikmat dan kebijaksanaan.
Permusyawaratan disebutnya sebagai inti ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Musyawarah untuk mufakat sebagai salah satu inti sari akhlak. Musyawarah untuk mufakat merupakan jati diri bangsa Indonesia yang dibangun pendiri bangsa. Spirit akhlak mengisi ruang-ruang Pancasila.
Kemudian Keadilan dengan tujuan bagi kesejahteraan seluruh rakyat merupakan akhlak. Rizieq menyimpulkan bawah spirit akhlak sudah dituangkan oleh para pendiri bangsa.
Ia menyebutkan bahwa Pancasila khususnya Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan dasar negara bukan sekadar pilar bangsa. Bukan tiang yang bisa dirobohkan tetapi dasar sebagai pondasi bangsa. Dasar negara itu tidak perlu dibenturkan dengan agama Islam.