Empati menjadikan akuntansi lebih manusiawi. Ia membantu akuntan melihat bahwa setiap angka mencerminkan kehidupan seseorang: pekerja, pemegang saham, masyarakat, bahkan lingkungan. Tanpa empati, akuntansi bisa berubah menjadi alat kekuasaan yang menindas.
d. Makna Moral di Balik Angka
Dalam pandangan hermeneutik, angka-angka akuntansi adalah teks moral. Setiap angka mengandung keputusan etis :
-
Neraca adalah simbol keseimbangan moral antara hak dan kewajiban.
Laba mencerminkan keadilan antara tenaga kerja, modal, dan masyarakat.
Pajak menandakan solidaritas sosial.
Oleh karena itu, transparansi dan tanggung jawab menjadi nilai utama dalam akuntansi hermeneutik. Laporan keuangan bukan hanya bentuk kewajiban administratif, tetapi ungkapan kejujuran eksistensial terhadap masyarakat.
Dengan demikian, laporan keuangan dapat dibaca sebagai “dokumen etika”. Ia berbicara tentang bagaimana sebuah entitas memahami keadilan, tanggung jawab, dan keberlanjutan. Hermeneutika membantu menafsir teks moral ini dengan menggali niat, konteks, dan makna di balik setiap keputusan finansial.
e. Integrasi Nilai, Empati, dan Moralitas
Ketiga dimensi aksiologis nilai, empati, dan moralitas tidak berdiri sendiri, tetapi saling terkait :