Mohon tunggu...
Edi Kusumawati
Edi Kusumawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang putra yang bangga dengan profesinya sebagai ibu rumah tangga. Tulisan yang lain dapat disimak di http://edikusumawati.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buah Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya

23 Juli 2011   23:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:26 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1311404467302430677

Hari Jum'at kemarin saya lumayan kerepotan dengan ulah si kecil Darryl. Ketika saya masak di dapur, dia bukannya membantu, tapi malah ngerecokin. Sayuran yang akan saya potong-potong dihambur-hambur sedemian rupa. Belum lagi bumbu-bumbu yang masih dalam plastik pun tak luput dari sentuhan tangannya. Atas kelakuannya ini saya hanya bisa maklum, namanya juga anak-anak. Padahal kemarin hari Jum'at dan biasanya papanya Darryl selalu pulang istirahat siang lebih cepat untuk sholat Jum'at di masjid. Akhirnya untuk mengalihkan perhatian Darryl saya sengaja menyalakan televisi. Sengaja saya pilih channel yang menayangkan acara musik. Kebetulan Darryl ini sangat suka menyanyi. Untuk beberapa saat usaha saya berhasil. Darryl mulai asyik menikmati beberapa lagu yang di tayangkan di televisi itu. Dia tidak lagi mengganggu acara masak-memasak saya. Sambil menunggu masakan saya matang, sesekali saya menyempatkan berkunjung ke lapak teman-teman Kompasianer. Rupanya keasyikan Darryl di depan televisi tidak berlangsung lama. Ketika saya menyelesaikan masakan kedua saya, dia mulai minta sesuatu. Pertama minta dibuatkan minum sirup melon kesukaannya. Setelah permintaannya saya turuti minta lagi dibuatkan roti tawar dilapis susu coklat. Tak berapa lama kemudian dia mulai berkata "tulis...tulis...", itu artinya dia minta diambilkan alat tulisnya untuk mencoret-coret. Begitu saya ambilkan buku gambar dan spidol, mulailah ia asyik mencorat-coret bukunya. Oleh karena Darryl mulai "sibuk" lagi, saya pun melanjutkan memasak di dapur, tidak beberapa lama saya dikejutkan oleh suaranya. "Astaga Deyil!" begitulah yang terdengar di telinga saya. Kalau mendengar kata-kata seperti itu, artinya ada sesuatu yang tidak beres atau sesuatu yang biasanya membuat saya marah atas kelakuan Darryl sehingga spontan saya sering mengucap "astaga Darryl!" Rupanya Darryl telah menumpahkan minuman sirupnya ke lantai. Dan sebelum saya sempat mengucapkan kata-kata itu, Darryl sudah duluan melakukan. Tentu saja saya hanya geleng-geleng kepala. Saya pun buru-buru mengganti baju dan celananya yang basah ketumpahan sirup. Selesai mengganti baju dan celana, saya langsung pel lantai yang basah agar tidak licin dan lengket. Sementara sambil menunggu lantai kering, Darryl sengaja saya ungsikan ke kamar. Di kamar dia saya setelkan televisi. Lagi-lagi acara musik, tapi kali ini stasiun televisinya berbeda dengan yang ditontonnya tadi. Dia pun asyik lagi di depan televisi. Acara memasak pun dapat saya selesaikan. Setelah saya hidangkan semua masakan saya di meja makan, saya pun mencuci perkakas bekas memasak. Tengah asyik saya mencuci, tidak tahunya Darryl sudah ada di belakang saya. Kali ini ditangannya memegang botol sabun cuci cair. Saya lihat baju yang barusan saya ganti tadi sudah belepotan dengan sabun cair. Sementara di lantai sekitar dia berdiri sabun cair berceceran persis seperti cairan pel yang biasanya sengaja saya tumpahkan ke lantai. Waduh ini kali kedua kamu mengerjai mamamu nak, batin saya. Ya sudah saya ambil botol sabun cair yang masih dia pegang dan kembali saya ganti bajunya yang kotor untuk kedua kalinya. Setelah rapi kembali saya ungsikan Darryl di kamar dan saya kembali mengepel lantai untuk kedua kalinya. Beres mengepel, saya kembali melanjutkan sisa cucian perkakas yang tadi sempat terhenti gara-gara ulah Darryl menumpahkan sabun cair. Tuntas sudah pekerjaan memasak saya plus mencuci perkakasnya hari ini. Sambil menunggu papanya Darryl pulang istirahat siang, saya pun melanjutkan Ngompasiana sambil sesekali melihat Darryl yang asyik mencorat-coret buku gambarnya di kamar. Tak berapa lama Darryl minta dibuatkan susu. Ah mungkin dia sudah mulai ngantuk, pikir saya. Saya pun bergegas ke dapur untuk membuatkan susu, sementara Darryl menguntit saya di belakang. Belum selesai saya membuat susu ternyata Darryl berteriak mengucapkan kata-kata "sakti"nya lagi "astaga Deyil!" dibarengi bunyi "pranggg" dan panci sisa sayur yang saya masak tadi pun tumpah lagi di lantai dapur. Dan lagi-lagi baju Darryl pun basah ketumpahan kuah sayur. Untungnya kuah sayur itu sudah mulai dingin (Indonesia sekali ya, apa-apa bilang untung hehehe). Haduh...kali ini emosi saya mulai sedikit naik, secepat kilat saya tarik tangan Darryl agak kasar ke kamar mandi. Saya ganti lagi bajunya untuk yang ketiga kali. Dan saya kembali mengepel lagi untuk ketiga kalinya. Bener-bener hari Jum'at kemarin Darryl sukses mengerjain saya. Ketika papanya pulang jam makan siang, saya masih sibuk mengapel. Melihat saya bersungut-sungut, papanya Darryl cuman bilang "kenapa lagi, Darryl lagi ya?". Dan saya pun hanya menjawab "ya iyalah, siapa lagi coba?", karena memang hanya ada saya dan Darryl dirumah. Sementara Danny kakaknya sekolahnya fullday, setiap hari pulang jam 4 sore. Sambil ngomel-ngomel saya pun menceritakan semua ulah Darryl itu seharian ini. Hari Sabtu kemarin saya telpon ibu saya yang ada di Jogja. Saya ceritakan semua ulah cucunya itu. Plus ulahnya hari Sabtu kemarin yang juga menumpahkan pasta gigi ke baju saya. Pasta gigi yang baru saya beli rupanya diambil dari tempat saya biasa menyimpan barang belanjaan. Dibukanya pasta gigi itu dan dipencetlah isinya. Saya baru sadar ketika baju saya terasa ada yang lengket-lengket kena pasta gigi. Begitu saya laporkan ke neneknya semua ulah cucunya itu, ibu saya cuman bilang "halaah kui nek koyo cilikane mamahe tho!" (halaah itu khan sama dengan mamanya waktu kecil khan). Waduh! Bukannya dapat dukungan dari ibu saya, tapi malah "kena" deh saya! Lama-lama saya malah berpikir, mosok sih dulu saya kecilnya juga bandel kayak Darryl? Koq saya sudah lupa ya? Hehehe. Wah, jangan-jangan benar deh itu kata pepatah "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya." Yang artinya kira-kira sifat-sifat Darryl juga menurun dari saya hehehe. Wow...tidaaakkk! Saya khan waktu kecil alim. Sampai sekarang juga alim lho hehehe. [caption id="attachment_121080" align="aligncenter" width="590" caption="Darrylku"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun