Mohon tunggu...
Edi Kusumawati
Edi Kusumawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang putra yang bangga dengan profesinya sebagai ibu rumah tangga. Tulisan yang lain dapat disimak di http://edikusumawati.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gagal Olah Raga, Ya Ke Pasar Saja

31 Juli 2011   17:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:12 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu pagi tadi sebenarnya saya sama papanya Darryl sudah niat mau olah raga. Biar sehat gitu, tapi berhubung jarum jam sudah menunjukkan jam 07.10, nggak jadi deh olah raganya. Sudah terlalu siang kata papanya Darryl (haalaah kalo ini jelas alasan aja!). Ya sudah akhirnya saya ajak aja papanya Darryl ke pasar tradisional. Kebetulan isi kulkas sudah habis. Kalo nggak ada yang nganterin, saya biasanya ke pasar "tiban" yang ada di dekat mesjid di dalam komplek. Karena namanya pasar "tiban", pedagangnya pun bisa dihitung dengan jari, terus adanya cuma sesaat yaitu dari jam 7 sampai jam 10 pagi. Pedagang-pedagang ini melayani pembeli yang rata-rata malas ke pasar seperti saya ini hehehe. Apalagi saya, selain malas juga lebih sering beli di tukang sayur keliling langganan saya. Tukang sayur sekarang khan gaul-gaul, bawanya hape lho hehehe. Kalo nggak lewat-lewat tinggal di telpon atau sms, beres sudah hehehe (kelihatan banget ya malasnya?). Eh tiba-tiba saya teringat sama postingan mbak Mira (itu lho mamanya Qila) yang kemarin nulis keisengan motret-motret di kompleknya. Saya ambil pula kamera saya, iseng juga saya potret suasana pagi tadi. [caption id="attachment_122540" align="aligncenter" width="472" caption="baru mau keluar komplek, di jalan inilah kemarin Darryl kemasukan abu rokok "][/caption]

Di jalan inilah kemarin Darryl sempat kemasukan abu rokok dari orang yang naik motor sambil merokok. Banyak polisi tidurnya khan? Dari komplek sampai pasar tradisinal, jaraknya sekitar 1-1,5km aja. Paling-paling 10 menit juga sampai ke pasar.

[caption id="attachment_122542" align="aligncenter" width="472" caption="Pasar Telihan"]

1312104026983748270
1312104026983748270
[/caption]

Sekitar 10 menit kemudian, sampailah saya ke pasar tradisional. Pasar Taman Telihan namanya. Meskipun termasuk pasar tradisional, tapi menurut saya tampilannya sangat modern. Mungkin karena pasar ini baru saja direnovasi kali ya. Pasar ini terdiri dari 2 lantai. Lantai bawah khusus menjual bahan kebutuhan pokok, sementara lantai atas khusus menjual pakaian dan makanan siap santap. Pasar ini baru beroperasi beberapa bulan lalu. Karena baru selesai direnovasi, makanya masih banyak juga pedagang-pedagang yang belum menempati kiosnya.

Begitu turun dari kendaraan, saya langsung menuju lantai bawah untuk belanja. Pertama saya menuju ke bagian pedagang ayam. Ada kejadian lucu disini. Saya biasanya kalo beli ayam minta langsung dipotong menjadi 10 atau 12 bagian. Saking asyiknya saya motret disini, saya sampai nggak memperhatikan waktu tukang ayam memasukkan potongan ayam dalam plastik. Ternyata sampai rumah barulah saya tahu kalo potongan ayam saya kurang 1 potong bagian sayap. Ya sudah anggap aja amal menjelang bulan puasa hehehe. Oh ya sekedar informasi, di pasar ini harga ayam adalah Rp 34.000,-/ekor. Harga sebelumnya saya kurang tahu, soalnya saya terakhir beli di tukang sayur langganan saya Rp 38.000,-/ekor.

[caption id="attachment_122570" align="aligncenter" width="472" caption="kios ayam"]

1312113900439124321
1312113900439124321
[/caption]


Selesai dari kios ayam, saya lanjutkan perjalanan saya di pasar ini ke bagian kios daging. Harga daging untuk hari ini adalah Rp 75.000,-/kg, sementara kalo di tukang sayur langganan saya harganya mencapai Rp 80.000,-/kg. Kalo dipikir-pikir sih lumayan juga selisih harganya.

[caption id="attachment_122571" align="aligncenter" width="472" caption="di kios daging, pedagangnya malu-malu waktu saya foto"]

13121145851360083434
13121145851360083434
[/caption]

Dari kios daging, saya terus menuju kios ikan, apalagi kalo bukan beli ikan gembung hehehe. Harga perkilonya lumayan murah, Rp 25.000,- saja. Isinya bisa sampai 14-15 ekor lho!

[caption id="attachment_122573" align="aligncenter" width="472" caption="di kios ikan, beli ikan gembung lagi hehehe"]

1312115241228005306
1312115241228005306
[/caption]

Selesai beli ikan barulah saya ke kios sayur. Disana saya beli sawi hijau, harganya Rp 3.000,-/ikat. Terus beli bawang merah dan bawang putih, masing-masing 1/4kg harganya total Rp 12.000,-. Beli tempe Rp 3.000,-/plastik. Ada lagi kentang, wortel, kol, buncis, daun bawang dan daun seledri untuk bikin sayur sop. Cabe merah besar juga saya beli, tapi lupa harganya. Saya memang tidak terlalu banyak beli sayur karena takut kering aja kalo kelamaan disimpan di kulkas. Terakhir saya ke kios buah, apalagi kalo bukan beli buah pisang. Saya khan paling suka buah pisang hehehe. Oh iya harga pisang hari ini adalah Rp 12.000,-/sisir.

[caption id="attachment_122578" align="aligncenter" width="472" caption="di kios sayur"]

13121167401806604821
13121167401806604821
[/caption]

Selesai belanja dari pasar akhirnya kami pulang. Sepanjang jalan pulang, saya masih aja iseng motret sana-sini.

[caption id="attachment_122579" align="alignnone" width="472" caption="mulai masuk komplek, ada security tapi tidak 24 jam"]

13121173721017190867
13121173721017190867
[/caption] Ini adalah jalan mulai masuk ke komplek. Di pintu masuk ada pos security, tapi securitynya tidak setiap saat ada karena harus keliling komplek 1-2 jam sekali. Karena itulah orang luar komplek pun bisa bebas keluar masuk tanpa diperiksa. Hanya saja kalo sudah jam 12 malam barulah portal ditutup sampai menjelang subuh, makanya siapa pun yang keluar masuk ke dalam komplek pada jam-jam tersebut pasti akan diperiksa security.

[caption id="attachment_122581" align="alignnone" width="472" caption="security 24 jam, setiap kendaraan yang keluar masuk pasti diperiksa"]

1312117676496803260
1312117676496803260
[/caption] Ini adalah pintu masuk komplek selanjutnya. Kalo diibaratkan ring, ini adalah ring 1, artinya komplek perumahan yang di dalam sini letaknya tidak jauh dari lingkungan pabrik. Dan karena ini adalah pabrik LNG atau gas alam cair, makanya pengamanan di komplek ring 1 ini lebih ketat dari ring 2. Security disini berjaga 24 jam dan setiap kendaraan yang keluar masuk pasti akan diperiksa. Nah karena sebelum berangkat tadi kami belum sempat sarapan, maka kami menyempatkan mampir ke warung untuk beli sarapan pagi. Warungnya kebetulan terletak di dalam komplek yang termasuk ring 2. Pengin tahu apa menu sarapan pagi kami, inilah dia nasi kuning dan lontong sayur. Di kota ini nasi kuning sama lontong sayur memang menjadi menu favorit orang-orang kalo sarapan pagi. Harganya cukup Rp 12.000,-/porsi.

[caption id="attachment_122583" align="alignnone" width="472" caption="nasi kuning"]

13121179211009739977
13121179211009739977
[/caption] [caption id="attachment_122584" align="alignnone" width="472" caption="lontong sayur"]
131211819521256377
131211819521256377
[/caption] Setelah membeli sarapan pagi, kami pun kembali pulang ke rumah.

[caption id="attachment_122612" align="alignnone" width="472" caption="perjalanan pulang menuju ke rumah"]

13121312831218455701
13121312831218455701
[/caption] Dan ini adalah jalan pulang menuju rumah. Di sisi sebelah kiri itu hutan lho! Tapi tidak banyak koq hewan liarnya, paling-paling yang sering melintas ular atau biawak saja hehehe. Nah itulah teman-teman hasil keisengan saya pagi tadi, mohon maaf kalo ada gambar makanannya. Khan puasanya masih besok pagi tho? Hehehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun