Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesona dan Kelindan: Dabal, Jubah Arab dan Teluk Belanga dalam Jamuan Makan Saprahan di Sambas

20 Januari 2022   07:27 Diperbarui: 20 Januari 2022   07:43 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana tarup disaat jamuan makan saprahan di Kabupaten Sambas (Dokpri)

Entah disadari atau tidak oleh kita masing-masing, dimana pakaian yang dipakai fungsinya tidak hanya sebagai penutup tubuh saja. Kini ia sudah bergeser menjadi suatu gaya hidup yang dapat merepresentasikan siapapun pemakainya.

Demikian juga halnya di Sambas yang adat tradisinya masih lestari. Jenis pakaian tertentu yang dipakai seseorang juga akan dapat menentukan status sosial seseorang.

Transformasi gaya berbusana juga menunjukkan citra diri seseorang yang juga merambah sampai kepada laku tradisi saprahan di tarup. Memang hal tersebut tampak jelas saat kita pergi memenuhi undangan pernikahan di tarup yang masih sangat kental menerapkan adat istiadat mulai sejak pagi hari zikir nazam* dilantunkan, menghidangkan jamuan saprahan* sampai dengan pengantin bersanding bahagia didepan tamu undangan disiang harinya.

Biasanya tamu undangan pria yang datang ke tarup, akan langsung diarahkan oleh among tamu untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan. 

Secara umum disana akan tampak 2 penampilan kostum peserta undangan, meskipun pembagian duduk diantara kedua kelompok tidak terlalu kentara.

Baju Jas atau dalam bahasa lokal disebut dabal, ia terlihat sangat dekat dengan kultur dan budaya barat. Tampak formal dan seperti mengikuti adab tata cara barat. Semua tampak rapi dan gagah saat pria paruh baya tersebut memakai dabal. Mereka seperti seperti orang yang sangat terdidik. 

Kemudian Dabal berwarna gelap sebagai outfit yang dipakai berpadu sempurna dengan balutan baju muslim atau kemeja setengah formal didalamnya.  

Ditambah sarung, syal putih dipundak dan kopiah haji akan melengkapi penampilan para undangan jika orang tersebut telah menunaikan rukun islam yang ke-5. 

Ada juga sebagian diantara tamu yang mengenakan pakaian seperti jubah, pakaian dari negeri padang pasir namun tetap pakaian luarnya adalah dabal.

Terakhir yang tidak boleh dilupakan adalah kadang terlihat juga undangan berpakaian Teluk Belanga. Ia merupakan pakaian tradisi yang sangat elok dipandang mata dan sangat khas Melayu Sambas yang bernafaskan islam. 

Bahkan kain sabuk benang emas yang ditapihkan sampai selutut tampak gemerlap seolah upaya adat yang secara sengaja untuk menutup seluruh wilayah aurat pria seperti yang diajarkan dalam ajaran agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun