Mohon tunggu...
Edgar Pontoh
Edgar Pontoh Mohon Tunggu... Freelancer - Hominum

In search of meaning

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mekanisme Pertahanan Ego: Cara Manusia Mengatasi Kegelisahan Secara Tak Sadar

1 September 2019   14:35 Diperbarui: 1 September 2019   14:40 2761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa yang terlihat sekilas dari seseorang sama sekali tidak bisa menyimpulkan apapun tentang orang tersebut. Seringkali, tindakan-tindakan yang kita lakukan pun tidak langsung berkorelasi dengan apa yang sebenarnya kita rasakan.

Psikologi manusia adalah hal yang sangat rumit. Teori-teori yang dikemukakan hampir seabad yang lalu pun tetap digunakan sebagai dasar penelitian di era modern ini. Berbagai aspek keilmuan digunakan untuk mendalami apa yang tersirat dalam berbagai perilaku yang dilakukan manusia, mencoba menjelaskan dasar dari itu semua.

Dalam kehidupan, manusia mengalami banyak sekali gejolak perasaan, baik yang menyenangkan atau tidak mengenakkan. Kegelisahan adalah salah satunya. Pada dasarnya, kegelisahan ini adalah hal yang normal, bahkan sangat berguna. Kegelisahan adalah perwujudan dari dorongan manusia untuk bertahan hidup. Kegelisahan membuat kita siap dengan ancaman, meningkatkan sensitifitas kita terhadap sekeliling. Di masa awal kemanusiaan, saat manusia masih hidup di tengah alam liar, kegelisahan adalah alarm untuk predator yang mungkin datang. Tanda alarm ini berupa peningkatan detak jantung, berkeringat, dan beberapa tanda fisik lainnya. Alarm ini berguna untuk menyiapkan diri kita untuk siap melawan ancaman, atau melarikan diri ke tempat yang lebih aman.

Di era modern sekarang, alarm kegelisahan tersebut sudah tidak lagi berhubungan dengan ancaman predator atau ancaman fisik lainnya. Kegelisahan dipicu peristiwa-peristiwa yang kita alami dalam hidup yang kita anggap tidak menyenangkan yang berhubungan dengan pekerjaan, keluarga, hubungan, kesehatan, atau isu-isu krusial lain. Sekali lagi, kegelisahan adalah perasaan yang normal. Yang berbahaya jika proporsi kegelisahan tersebut melebihi batas wajar. Waktu gelisah yang lama atau perasaan yang terlalu berlebihan bisa menjadi tanda gangguan kegelisahan (Anxiety Disorder).

Banyak cara untuk mengurangi kegelisahan ini, bisa dengan pengobatan, konsultasi pada profesional, relaksasi seperti meditasi, dll. Terlepas dari cara-cara itu, manusia normal akan mengalami satu atau lebih perilaku yang secara natural dan tanpa sadar dia lakukan guna mengatasi kegelisahan ini. Perilaku-perilaku inilah yang disebut sebagai mekanisme pertahanan ego.

Id, Ego dan Super-ego

Datang dari Sigmund Freud, seorang neurolog dan pencetus psikoanalisis kebangsaan Austria dalam teorinya tentang model struktur mental manusia, istilah id, ego dan superego muncul. Freud mendalilkan bahwa dalam mental manusia, ada 3 komponen yang memiliki tugas sendiri-sendiri.

Id, yaitu struktur yang berisi dorongan insting dasar manusia yang selalu ingin dipuaskan sesegera mungkin, dorongan yang bersumber dari kebutuhan jasmani dan pertahanan hidup manusia seperti makan, dorongan seksual, dll. Id sudah ada sejak manusia dilahirkan. Makanya contoh yang bisa kita lihat dengan jelas adalah pada bayi. Bayi dikendalikan sepenuhnya oleh id-nya, tidak peduli waktu dan kondisi, keinginan bayi harus segera dipenuhi.

Struktur kedua yaitu super-ego, yaitu struktur yang berisi kesadaran nurani, moral dan aspek yang baik dalam kehidupan. Budaya, itikad, norma adalah pemeran utamanya. Super-ego terbentuk lewat pembelajaran orang tua, masyarakat atau pihak lain yang memberi input kepada kita. Super-ego bertindak berlawanan dengan id, super-ego berusaha melakukan tindakan-tindakan baik yang bisa diterima secara sosial, sedangkan id hanya ingin memuaskan keinginan diri secara instan. Super-ego jugalah yang menimbulkan perasaan bersalah ketika manusia berbuat sesuatu yang berlawanan dengan nuraninya. Dengan kata lain, super-ego menghukum kita yang terlalu mengandalkan id dalam tindakan kita.

Terakhir ada ego. Ego adalah struktur pikiran yang sadar dengan realita dan lingkungan eksternal. Ego bertindak untuk memenuhi keinginan id dengan cara yang realistis, melihat situasi dan waktu, yang bisa menguntungkan manusia dalam jangka waktu yang lama dan bukan hanya pemuasan sesaat. Ego melihat banyak faktor untuk bisa memutuskan suatu tindakan, makanya seringkali, ego menjadi penengah antara keinginan id dan standar super-ego.

Contoh dalam kehidupan nyata yang bisa kita lihat yang menjadi tanda interaksi ketiga pihak ini misalnya ketika seseorang sedang lapar (dorongan id) melihat orang lain makan, tidak langsung berusaha merebut makanannya (super-ego memperingati karena tidak sesuai norma), tetapi segera membeli makanan di toko makanan untuk memuaskan rasa lapar tersebut (metode realistis yang ditawarkan ego dengan mempertimbangkan peringatan super-ego tadi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun