Mohon tunggu...
Edgar Pontoh
Edgar Pontoh Mohon Tunggu... Freelancer - Hominum

In search of meaning

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Introvert dan Bagaimana Internet Mengubah Mereka

1 September 2019   12:30 Diperbarui: 1 September 2019   12:33 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mendapatkan buku yang tepat merupakan anugrah bagi seorang introvert. Tak terbatas di buku soal wawasan secara eksplisit, buku fiksi juga dapat sangat berguna untuk pengembangan diri. Novel, komik, cerpen dan segala macam bacaan yang membangkitkan imajinasi dapat membantu mereka menjadi pembicara yang lebih baik, terbiasa dengan ambiguitas sehingga dapat memutuskan sesuatu dengan lebih tepat, dan meningkatkan rasa empati dan kecerdasan sosial.

Begitu juga dengan aktifitas yang lain. Jika menemukan yang tepat, introvert bisa mengembangkan diri mereka, tak kalah dengan para ekstrovert. Aktif atau pasif, yang penting adalah output dari kegiatan yang dilakukan.

Internet, Informasi, Media Sosial

Sejak pertama kali dibuat, internet banyak sekali mengubah gaya hidup masyarakat dunia. Esensi dari internet yang sangat dekat dengan gaya hidup kita adalah kecepatan aliran informasi. Dengan internet, informasi bisa sangat cepat sampai ke tangan tiap orang yang memiliki akses itu. Masyarakat menjadi bergantung pada ini.

Karena informasi adalah kunci dari ketergantungan ini, maka situs penyedia informasi seperti Wikipedia ataupun mesin pencari seperti Google menjadi sangat populer.

Inilah hal pertama yang mengubah hidup banyak orang, termasuk para introvert.

Informasi yang awalnya hanya melulu melalui buku-buku yang ada di rumah (yang belum tentu menarik bagi mereka), kini bisa leluasa dicari sesuai preferensi personal mereka. Wawasan baru tidak lagi harus menunggu buku baru yang dibeli ayah yang baru pulang dari luar kota, atau buku dari ibu yang selesai merapihkan dokumen lamanya semasa kuliah dulu. Memuaskan rasa penasaran hanya sejauh menggerakkan jari dan menatap layar yang terang.

Apa implikasinya?

Pembentukan kepribadian, hobi dan sudut pandang.

Sebelum ada kebebasan akses informasi itu (baca : pre-internet era), ketiga hal tersebut sangat mungkin terbentuk tergantung pada kondisi keluarga, apalagi jika subjek masih dalam usia belia (anak-anak atau remaja). Jika orang tua memiliki pikiran A misalnya, anak akan sangat mungkin terbawa sudut pandang pemikiran tersebut. Ketertarikan tentang suatu topik juga. Anak mungkin akan cenderung "terpaksa" mengikuti preferensi orang tua. Orang tua dengan profesi dibidang kesehatan misalnya, anak akan terbiasa dengan objek-objek yang berhubungan dengan bidang tersebut. Buku, alat, pembicaraan, akan membekas di benak anak. Jangan lupa, kita bicara soal anak berkepribadian introvert, yang sedikit mendapat input dari kegiatan di luar rumah.

Tentu, tidak sepenuhnya benar jika mengatakan bahwa kepribadian, hobi dan sudut pandang anak akan secara absolut mengikuti orang tua atau lingkungan keluarga mereka. Keluarga yang progresif akan mengizinkan anak berkembang sesuai ketertarikan personal mereka terhadap suatu hal. Mungkin berkomunikasi soal buku apa yang kira-kira menarik bagi mereka untuk dibaca, bukan sekadar melestarikan preferensi keluarga ke keturunan selanjutnya tersebut. Berlaku pula pada anak, dimana mereka yang hanya "menurut" akhirnya bisa berakhir dengan keterikatan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun