Menanti Solskjaer Benahi Pertahanan Setan Merah

MANCHESTER United terseok-seok musim ini. Sekadar masuk empat besar untuk tampil di Liga Champions pun mereka tak mampu meraihnya. The Red Devils terpuruk di posisi enam klasemen akhir Premier League musim 2018/2019. 

Dari 38 laga sepanjang musim 2018/2019, Manchester United (MU) kebobolan 54 gol! Ini rekor kebobolan terburuk Manchester Merah. Lebih buruk dari musim 1914/1915 atau 104 tahun silam, dimana mereka kebobolan 50 gol. 

Jumlah kebobolan sebanyak itu menjadikan ini musim terburuk bagi kiper top sekelas David De Gea. Ini catatan terburuknya selama delapan musim, sejak 2011/2012, membela MU. Kendati beberapa kali melakukan blunder, tetapi ini bukan gambaran bahwa De Gea seorang penjaga gawang yang buruk. Sang kiper tidak terlindungi para bek tangguh.

Bandingkan dengan Liverpool yang mampu bersaing sengit di papan atas berkat tangguhnya lini pertahanan. Lini serang skuad Jurgen Klopp kalah tajam dibanding Manchester City, dimana mereka 'hanya' mencetak 89 gol berbanding 95 gol milik pasukan Pep Guardiola.

Tapi mereka hanya kebobolan 22 gol atau yang paling sedikit musim ini. Manchester City yang keluar sebagai juara musim 2018/2019 kebobolan 23 gol

Liverpool berhasil meraih trofi Liga Champions 2018/2019, di antaranya karena solidnya lini pertahanan. Dan, Virgil van Dijk menjadi sosok kunci skuad Jurgen Klopp. Eks Southampton itu ditebus Liverpool senilai 75 juta pound pada Januari 2018. Sebuah rekor dunia pembelian seorang bek.

Harga mahal itu sebanding dengan kontribusi yang diberikan. Dia merupakan sosok bek tengah yang sangat tangguh. Tak pernah seorang pun pemain lawan yang mampu mendribel bola melewati van Dijk dari 64 penampilannya bersama Liverpool di semua kompetisi.

Terbaru, van Dijk dinobatkan sebagai man of the match berkat penampilan apik dalam kemenangan 2-0 di final Liga Champions kontra Tottenham Hotspur.

Sebelumnya, van Dijk sudah dinobatkankan sebagai PFA Player of the Year dan Premier League Player of the Season musim 2018/2019. Ketika masih bermain di Liga Skotlandia, van Dijk membantu Celtic meraih juara dan dinobatkan sebagai PFA Scotland Team of the Year 2013.

Sosok bek tengah seperti pria Belanda itulah yang dibutuhkan Manchester United untuk kembali ke posisi "alaminya" di papan atas Premier League. 

Arsitek MU, Ole Gunnar Solskjaer, dipastikan akan besar-besaran merombak skuadnya. Paling krusial tentunya memperkuat lini pertahanan. Dia perlu mencari sosok bek seperti van Dijk atau legenda klub Jaap Stam.  

Stam yang juga berasal dari Belanda (seperti van Dijk), menjadi benteng kokoh selama membela MU periode 1998-2001. Dia ikut mengantarkan The Red Devils meraih Treble musim 1999/2000.

Menariknya, ada satu sosok pemuda Belanda lainnya yang sangat berbakat di posisi tersebut, yakni Matthijs De Ligt.  Wonderkid 19 tahun ini menjadi andalan Ajax Amsterdam. Bahkan didapuk sebagai kapten tim. 

De Ligt menjadi buruan banyak klub top Eropa. MU tak hanya harus bersaing dengan tetangganya, Mancheser City, tetapi juga Barcelona, Real Madrid, dan Juventus untuk mendapatkan tandatangannya. Kabarnya Barcelona sudah sepakat dengan harga 70 juta euro (Rp 1,1 triliun). Info terbaru malah menyebutkan bahwa De Ligt tidak tertarik ke MU. Dia enggan meninggalkan Ajax, klub idamannya sejak kecil.

Tapi MU belum menyerah dalam perburuan De Ligt. Mino Raiola adalah kuncinya. Super agen, yang juga membawahi De Ligt, disebut-sebut memiliki kedekatan dengan Ed Woodward, wakil CEO MU. Apakah MU mampu menarik minat De Ligt dan bersedia membayar lebih mahal dibanding tawaran Barcelona?

Solskjaer juga kabarnya sedang memburu Joao Cancelo, bek kanan Juventus asal Portugal, dan bek Paris Saint Germain Thomas Meunier. Nama terakhir mengaku sebagai penggemar MU, sehingga tampaknya tinggal menunggu tandatangan. Pemain 27 tahun asal Belgia ini dibanderol 22 juta pound (Rp 396 miliar).

Selain nama-nama di atas, akan sangat bagus bila MU mampu menarik minat Harry Maguire dari Leicester City.  Bek Timnas Inggris bertubuh jangkung ini cocok untuk MU. 

MU juga masih punya bek-bek bagus. Luke Shaw tampil gemilang sepanjang musim. Victor Lindelof, Eric Bailly, Diogo Dalot, dan Chris Smalling tetap diperlukan menjaga kedalaman tim untuk mengarungi padatnya kompetisi di Liga Inggris.

Tengah-Depan Masih Oke 

Lini tengah dan depan MU masih oke. Terbukti musim ini mereka cukup produktif dengan mencetak 65 gol di liga. Lebih produktif dibanding Chelsea di posisi tiga klasemen dengan catatan 63 gol.

Di tengah ada Paul Pogba, Scott McTominay, Victor Lindelof, Jesse Lingard, Nemanja Matic, Tahith Cong, dan Angel Gomes. Di depan ada Marcus Rashford.

Pogba yang dirumorkan bakal hengkang, kemungkinan masih bertahan. Real Madrid tampaknya enggan membayar 160 juta pound (sekitar Rp 2,9 triliun). Pogba masih masuk rencana Solskjaer sebagai tumpuan lini tengah. 

Sementara di depan, MU perlu tandem untuk mendampingi Rashford. Kabarnya MU sudah menyediakan 108 juta pound (1,9 triliun) untuk mendatangkan striker Prancis Antoine Griezmann dari Atletico Madrid.

Perbaikan skuad MU musim ini diperlukan untuk mengangkat mereka ke zona Liga Champions. Minimal, bisa memiliki pertahanan setara pasangan Rio Ferdinan -- Nemanja Vidic. Itu sudah cukup baik untuk bersaing di papan atas. Apabila lolos ke Liga Champions, mereka baru bisa menarik minat para pemain top ke Old Trafford.

Mudah-mudahan The Baby-faced Assasin, julukan Solskjaer, mampu membenahi Setan Merah sehingga penggemar sepakbola, terutama penggemar Liga Primer Inggris disuguhi persaingan yang lebih ketat lagi dibanding musim 208/2019. (*)