Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jalan Terakhir

29 September 2021   12:43 Diperbarui: 29 September 2021   12:50 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Bapak mau kemana? " Tanya nya sambil tersenyum. Anak keduanya ikut menghampiri. 

" Kami sudah tahu rencana bapak semua. Road map bapak sudah kami baca sejak lama " Tambahnya menyusul pertanyaan kakaknya. 

Tiba-tiba perasaan bersalah memenuhi dada si lelaki tua. Kepalanya menunduk seolah malu, membiarkan kedua anaknya memeluk tubuh ringkih nya. 

" Bapak jangan berpikir negativ, kami tak akan menghapus pengorbanan bapak untuk menghidupi dan memperlakukan kami. Seumur hidup pun kami tak akan mampu membalas budi bapak" Ujar anak pertamanya lirih. 

" Kami sudah mengikuti bapak sejak bapak naik angkot" Jelas seorang menantunya. 

" Bapak janji ya, tak akan meninggalkan kami lagi. Dan perlu bapak ingat dalam hati, bahwa kami sangat menyintai dan ingin mengurus bapak sebagaimana bapak dan ibu dulu mengurus kami. "

Si lelaki tua termanggu, menundukkan badan sedikit dan memeluk cucunya. Dia tak mampu menahan air mata nya saat melihat di kedua bola mata kedua anaknya digenangi lelehan air mata. 

Dan dia tak mampu lagi menahan isak tatkala kedua menantu nya mendekat di-iring wajah penuh kasih. 

Lelaki tua itu tak menolak saat dia digiring menuju mobil. Sementara kedua tangannya ditarik oleh dua cucunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun