Kemudian yang di nantinya tiba. Pemandangan diluar kaca jendela kini berganti dengan pohon pohon jati. Berarti tempat yang ditujunya telah tiba.Â
Hutan jati itu cukup lebar dan terhampar cukup panjang di tepian kiri jalan. Tak lama kemudian dia meminta sang Kondektur untuk berhenti.Â
Bus itu kemudian melaju kembali, meninggalkan si lelaki tua yang sejenak termanggu. Pandangnya bergerak kian-kemari seakan mencari sesuatu.Â
Sampai akhirnya, bentuk sebuah gardu sederhana tertangkap samar oleh matanya yang memang sudah kurang awas.Â
Nah itulah penanda bahwa dia telah sampai tepat di tengah perkebunan itu. Dari gardu itu kakinya akan di langkahkan masuk sampai area dimana kumpulan semak masih rimbun. Lalu belok ke kiri atau kekanan, mencari lokasi yang dianggapnya tepat untuk melakukan niatnya.Â
Tiba-tiba secercah suara jernih dan bening menghentak didinding telinga nya. Â Dan suara itu rasanya tak asing bagi telinganya.Â
 "Kakek.. Kakek..!! "
Kepalanya pelahan menoleh kebelakang. Hentakan rasa terkejut seketika menyentak ingatannya.Â
Dan didepan matanya, terlihat malaikat-malaikat kecilnya sedang berlari kearahnya. Kedua tangan mereka terbuka lebar,tiga orang cucu nya denan segera memeluk tubuhnya.Â
Orang-tua itu masih terpana. Telinganya sudah sedikit tuli dan tak mendengar sama sekali saat tadi sebuah mobil berhenti tak jauh dibelakang nya.Â
Di depan mobil berdiri kedua anak dan isterinya. Bibir mereka seakan hendak tertawa saat pandang mereka bertemu. Anak pertamanya maju mendekati.Â