Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mereka Tak Akan Pernah Berhenti

14 April 2021   20:00 Diperbarui: 14 April 2021   20:05 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Sekeping tayangan video tentang kejadian pembubaran paksa sebuah tontonan seni " Jaran kepang" sekonyong saja menjadi viral.

Musrik, teriak para pembubar dengan provokatif , sembari mengintimidasi pemrakarsa tontonan agar menghentikan pertunjukan itu. Para pembubar dengan kaus bertulisan dari Ormas FUI itu, semakin menggebu ketika dari pihak seni tradisional ada yang  bereaksi melawan. Bahkan seorang dari mereka ada yang meludahi seorang wanita dari pihak jaran kepang. 

Lembaga Swadaya Masyarakat Wahid Foundation mencatat, bahwa Ormas bernama FUI ini telah puluhan kali melakukan tindakan serupa. 

Sebelumnya, saat ex FPI masih eksis, Ormas inilah yang lebih sering melakukan sweeping, intimidasi dll. Beberapa malah diseling oleh tindakan brutal, seperti perusakan materil ataupun p inroperti lainnya.

Pada 1- juni- 2008, tepat di hati memeringati Pancasila. Rombongan Ormas FPI menyerang aksi damai AKKBB atau Aliansi Kebangsaan dan Kebebasan beragama serta Berkeyakinan di Monas. 

Dalam aksi brutalnya mereka menghancurkan peralatan audio, membakar spanduk serta menganiaya para peserta aksi damai itu. Belasan orang terpaksa dirawat di rumah sakit. Puluhan lainnya berlarian menghindar dari keganasan para anggota FPI tersebut. 

Tercatat, lebih dari seratusan kali lebih tindakan brutal, sweeping dan intimidasi dari Ormas yang telah dibubarkan ini. Sehingga viralnya pembubaran paksa oleh Ormas FUI di Sumut ini, membangkitkan kembali rasa trauma masyarakat pada  ex Ormas FPI yang memasang paham agama pada ad/ art  nya. 

Ditambah lagi, organisasi seperti JAT dan JI yang bergerak dibawah permukaan ( klandestin). Dalam tindakan dan aksinya, Jamaah Islamiah pernah melakukan perbuatan teror mengerikan, Bom Bali 1 yang menewaskan 202 orang serta melukai 209 lainnya. 

Kesimpulan apa yang bisa diambil dari hal-hal hal tersebut? Pastinya, semua peristiwa itu meng- indikasikan, bahwa ancaman pada Negara terus berlanjut tanpa jeda. Konon pula saat ini, ketika mereka dalam posisi ditepi jurang. 

Bom bunuh diri sepasang sejoli di Depan Gereja di Makasar, lalu seorang wanita yang menerobos Mabes Polri dengan sepucuk airgun ditangan. Memberi pesan dengan jelas. Betapa masih banyaknya orang yang kepincuk pada penyebar dogma- dogma Radikal agama yang disesatkan. 

Apakah pembubaran Ormas FPI dan HTI  mampu mengurangi aktivitas mereka? Setidaknya begitu pertanyaan kita dengan rasa ingin tahu. Pada tataran penggembira mungkin ya. Tetapi tidak pada tingkatan radikalis fanatik yang benaknya sudah terpapar berat akibat paham khilafah ini.  Dan juga secara intelektual berpendidikan tinggi. 

Bagi mereka, pergerakan menumbangkan sebuah Negara dan merubahnya menjadi sebuah wilayah dalam satu kekhilafahan Dunia, adalah perjuangan agama. Tak peduli, berapa juta nyawa yang bakal lenyap, Kota-kota kota yang hancur lebur ( Suriah, Irak, Afghanistan dll), anak yang kehilangan orang tua dan masa depannya. 

Pemerintah tak boleh diam atau berpuas sejenak. Sebab, banyak pihak berkepentingan yang turut bergerak, agar Pemerintah saat ini berganti kepemimpinan. Mereka merasa berada dalam posisi terancam dibawah pemerintah sekarang ini. pemerintah yang sulit di setir buat kepentingan mereka. 

Mereka adalah, para koruptor, politikus pengusaha, mantan pejabat tinggi yang cemas bisnis hitamnya bakal diusut ataupun juga yang punya harta berlimpah hasil kejahatan nenek- moyangnya. Tak ketinggalan pula barisan sakit hati akibat kebijakan pemerintah, satu contoh :pembubaran Petral. 

Bahkan disinyalir, adanya pergerakkan aliran dana dari para oknum yang disebutkan diatas pada eks Ormas,untuk demo  atau aksi- aksi brutal melawan pemerintah. Tentunya bukan biaya sedikit, untuk transportasi ataupun logistik untuk puluhan ribu atau ratusan ribu manusia yang didatangkan dari berbagai kota. 

PEMBERONTAKAN KARTOSOEWIRYO

Aksi atau pemikiran tentang Negara Islam bukanlah hal baru. Di desa Cisayong Tasikmalaya 7 Agustus 1949, di deklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia. Sekarmaji Maridjan Kartosoewiryo memproklamirkan sebuah Daulah Islam, yaitu Negara berdasarkan Islam. 

Bersama Tentara Islam Indonesia ciptaannya, Kartosuwiryo melakukan pemberontakan terhadap Republik Indonesia yang  notabene baru menghirup nafas kemerdekaan. 

Selama 12 tahun Kartosoewirjo beraksi berontak terhadap Pemerintah. Sampai akhirnya di th 1962 beliau berhasil ditangkap ditengah hutan. Dan kemudian dieksekusi di sebuah pulau bernama Pulau Seribu. 

PEMBERONTAKAN DAUD BEUREUH 

20 September 1953, Daud Beureuh memulai pemberontakan bersenjata di daerah Aceh. Semua itu diawali dari ketidak puasan para Ulama Aceh, karena Aceh dilebur kedalam propinsi Sumatra Utara. 

Padahal, menurut mereka, Aceh cukup punya andil besar pada perjuangan Bangsa. Mereka cuma menginginkan agar Aceh menjadi propinsi yang otonom, dimana syariat Islam bisa diterapkan, mengingat mayoritas penduduk adalah beragama Islam. Karena gayung tidak bersambut, akhirnya opsi berontak menjadi pilihan. Daud Beureuh menerangkan bahwa gerakan mereka dibawah naungan Darul Islam 

Pemberontakan ini berakhir setelah negosiasi yang panjang dan alot, dan setelah disetujui bahwa Aceh menjadi Daerah Istimewa. Serta bebas menerapkan unsur- unsur syariat Islam didalamnya. 

HIZBUT TAHRIR

 Organisasi keagamaan ini bersifat Transnasional. Ini adalah kegiatan sebuah organisasi yang terkordinir secara lintas Negara. Secara jelas, mereka berjuang guna berdirinya sebuah ke Khalifahan diatas Negara- negara yang mayoritas Muslim. Dan itu berarti merubah total sistem pemerintahan sebelumnya. Bagi NKRI, gerakan HTI adalah sebuah rencana makar yang akan mengganti PANCASILA dan merubah UUD 45 secara total. Itulah sebabnya pemerintah membekukannya. 

Seorang pengamat HTI dari Universitas Pajajaran, Arif Mulizar, mengatakan, walaupun secara resmi organisasi mereka telah dibekukan. Tetapi anggota mereka yang memang tak ada satupun yang ditahan, mereka akan terus menjalankan kegiatan. 

Mereka tak akan berhenti untuk melaksanakan apa yang mereka sebut dakwah. Yaitu sepatah kata yang disamarkan sebagai alias indoktrinasi tujuan mereka, khilafah. Sebab kata dakwah biasa dipakai untuk kegiatan penyebaran agama oleh Ormas, partai ataupun paguyuban kecil serta terkesan positif. 

Penyebaran paham khilafah oleh HTI dilakukan secara masif dan terstruktur. Para penyebar paham khilafah itu akan memilah mangsa, berdasarkan tingkat intelektual ataupun profesi, misal : Profesor,dosen di seputar kampus atau oknum di ABRI. 

Sebuah Lembaga Swadaya yang khusus menangani kasus terorisme, SeRVE Indonesia., mengatakan. Diduga, ada kelompok eks HTI yang menyelusup  ke sekolah-sekolah untuk merekrut anggota. 

Berselimut kelompok baru yang diberi nama Komunitas Royatul Islam (Karim). Kelompok tersebut mengkhususkan melebur pada generasi muda. Dimana, pada pendapat mereka, anak muda lah yang paling mudah dipengaruhi untuk dijejali paham mereka. 

Mereka bertransformasi kedalam berbagai passion kegemaran anak muda, misal, panjat tebing atau literasi Pustaka Dan kemudian secara pelahan tapi masif memasukan paham khilafah dan akhirnya memperkenalkan bendera arroya alliwa pada para beliau tersebut. 

Tak hanya itu, di Lamongan, mereka menyasar para eks pecandu narkoba. Dimana secara psikologi mereka menanam perasaan berdosa para pecandu untuk dialihkan berbakti pada perjuangan HTI untuk mendirikan khilafah  di NKRI. Next terorism, ujar Dete Aliah Direktur Eksekutif SeRVE Indonesia. 

Masih ingat? Berita baru yang masih hangat.  Jajaran Komasaris PT PELNI mencopot posisi beberapa pejabat PT PELNI, karena telah mengundang sebagian ustad yang dianggap berhaluan Radikal untuk bertauziah sebagai pembuka datangnya bulan Ramadhan. 

Semua itu seolah kian membuka mata, masih banyaknya  BUMN yang dipenuhi pendukung dan penganut paham ini. Sehingga menambah PR Pemerintah buat membersihkan unsur-unsur ini, agar tak membuat kekacauan didalam Perusahaan plat merah itu. 

RESISTENSI NAHDATUL ULAMA

Saya bukan orang NU ataupun anggota. Tetapi berdasar fakta yang terungkap selama ini, saya beranggapan, cuma NU yang paling sering muncul di permukaan dalam menelikung gerakan-gerakkan Radikal ini. NU seakan single fighter yang berdiri dihadapan para pengasong khilafah. Sehingga tak ayal, kalau NU sering di maki sebagai Syi'ah atau Liberal. 

Saya pernah menyaksikan sebuah video, seorang anak muda NU kecil dan kurus, tetapi berani muncul ditengah pidato Sugik Nur(pembenci NU). Dengan berani dia mengkronfontir Sugik Nur dengan pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan. Sehingga membuat Sugik Nur eks penjual pembalut wanita itu sedikit grogi. Sungguh mengagumkan ,walau akhirnya anak muda itu berhasil disuruh keluar dari acara itu. 

MEMECAHKAN INTOLERANSI DAN MENUMBUHKAN RASA TOLERAN

Diangkatnya Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama, memberi harapan baru pada sebagian besar umat beragama di Negara ini. Intoleransi yang selama ini disebarkan oleh para pecinta garis keras, telah membuat keresahan yang sangat memprihatinkan dalam kehidupan berBangsa dan bernegara. Sehingga kehadiran Yaqut cholil Qoumas sebagai Menteri Agama yang baru, disambut hangat dan harapan. 

Pada Natal th 2020, beliau berkeliling ke gereja- gereja sambil mengucap selamat Natal pada semua penganut Nasrani yang saat itu tengah ibadah Natal. 

Tak hanya itu, pada kesempatan lain, Menteri juga mengatakan telah mempersiapkan candi Borobudur dan candi Prambanan sebagai pusat kegiatan beribadah. 

Selain tempat wisata, Candi Borobudur akan diubah dan di istimewakan menjadi pusat kegiatan beribadah  buat agama Budha, misalnya perayaan perayaan hari Waisak, atau Magha dan Asadha. 

Sedang Candi Prambanan bakal difasilitasi sebagai pusat keagamaan penganut agama Hindu. Di Candi itu ritual keagamaan umat Hindu seperti Hari Raya Galungan, Nyepi dan lainnya bisa dilaksanakan. 

Kerja Menteri Agama banyak di apresiasi berbagai kalangan. Diharapkan, gebrakan ini mampu menyingkirkan intoleransi yang selama ini berkembang, serta menumbuhkan kembali toleransi ditengah anak Bangsa. Sehingga Bhineka Tunggal Ika dapat diresapi sebagai perekat Bangsa menuju masyarakat yang berkecukupan sandang serta pangan. 

Masyarakat merasa bersyukur, bahwa pemerintah merespon kegelisahan ini. Pembubaran FPI dan Pembekuan HTI adalah jawaban Pemerintah. Bayangkan berapa tahun, ormas radikal dan pengasong khilafah itu menggoncang rasa aman masyarakat. Pembiaran yang terjadi di zaman SBY membuat belalai gurita mereka kian menjalar. 

Disini saya akan mengutip sebuah pendapat dari Mahfud MD tentang khilafah. 

" Saya nantang siapa saja yang bisa menunjukkan kepada saya tentang adanya kholifah atau khilafah sebagai sistim pemerintahan yang didalam Alquran dan Hadis. Itu adalah ciptaan para Ulama berdasarkan kebutuhan"  hal itu disampaikan setelah menjadi pembicara dalam Seminar Nasional "Tantangan NKRI  ditengah penetrasi ideologi Transnasional di Fakultas Syariah Institut Agama Islam negeri Salatiga. 

. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun