Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Malam yang Basah

4 Januari 2020   12:20 Diperbarui: 4 Januari 2020   19:04 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay/Fathromi Ramdlon)

"An, waktu masih panjang. Besok kan bisa. Aku capek banget."

"Kamu nggak kangen aku?" Pertanyaan Andini begitu tajam.

"Siapa bilang aku nggak kangen? Pasti kangenlah."

"Kalau begitu kamu harus datang. Aku nggak mau terima alasan. Aku tunggu. Kalau kamu nggak datang berarti kamu pengecut."

"Baiklah. Aku pasti datang."

Dan sehabis magrib tadi, Romi menelpon Andini untuk memastikan kedatangannya. Andini bahagia sebab kerinduannya akan terbalaskan. Romi akan datang padanya.

*****

---Orang ketiga---

Sementara beberapa menit setelah hujan reda, sesosok gadis cantik tinggi semampai mengambil telpon genggam yang ada di kantong jaket Romi yang kuyup karena hujan. Dia melihat nomor telpon terakhir yang dihubungi lelaki yang terbaring di hadapannya.

"Halo, bisa bicara dengan Mba Andini?"

"Iya, aku Andini. Ada apa ya, Mba? Kenapa HP Romi ada di Mba?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun