Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gelas Kosong

15 Juni 2019   18:49 Diperbarui: 15 Juni 2019   19:08 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cangkir. Keramik cantik. Diisi minuman nikmat. Cappucino panas coklat manis. Berhiaskan buih putih berpola. Menutupi permukaan kelamnya. Hingga tumpah. Ditepinya.


Berlebihan. Meluber keluar. Tak sanggup diisi. Indah tapi tak berguna. Otak pintar. Muka cantik. Namun sombong. Tak mau terima. Akhirnya tertinggal. Dijauhi sesama.


Lihat! Gelas kosong. Dari kaca biasa. Hampa belum terisi. Tapi mau menerima. Sedikit demi sedikit sambil diminum jua. Dapat diisi terus. Tak tumpah. Menampung.


Jamu. Jus mengkudu. Tak enak rasanya. Namun dapat masuk ke dalamnya. Mau menerima. Berpikiran terbuka. Berjiwa besar dengan perbaikan. Bisa belajar. Tak angkuh. Berubah.


Gelas kaca. Meski tak mewah. Meski tak indah. Meski sederhana. Namun jika tak berisi tapi siap menerima. Biarpun jelek bentuk rupanya, gelas kosong akan ada gunanya.


Namun jangan biarkan gelas kosong tersimpan rapi dalam raknya. Hanya penghias rumah semata. Tak bijak rasanya. Tak ada gunanya. Tak ada isi, tak ada ilmu tak ada jua manfaatnya.


Duhai anak cucu Adam! Isilah gelas kosongmu dengan minuman yang berguna. Otak terisi bukan diam saja.  Agar kelak hidupmu dihiasi ilmu yang bermanfaat bagi sesama.

Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 15 Juni 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun