Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

I Love Writing (6): Berguru Kepada Siapa?

14 Februari 2011   11:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:36 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Aku tertarik dengan dunia mengarang. Ingin juga sih menjadi pengarang beken di kemudian hari. Tetapi, aku tak tahu harus berguru kepada siapa?"

Seperti proses belajar pada umumnya, menulis pun perlu berguru. Ada beberapa cara mencari sang guru, ada beberapa jurus menjadikan sesuatu itu sebagai guru. Dalam hal tulis-menulis,  kehadiran guru menjadi penting dalam membantu menuntun kita agar menjadi penulis yang  mumpuni. Tanpa guru, terasa perjalanan menjadi gamang tanpa pemandu. Nah, apa dan siapa yang bisa kita jadikan guru?

Pertama, berguru kepada buku. Kalau Anda membaca buku bukan hanya Anda sedang berguru kepada penulisnya tentang  materi yang dipaparkan,  Anda juga dapat berguru mengenai teknik memaparkan ide melalui media tulis. Mungkin selama ini  kita jarang  memperhatikan cara para penulis mengungkapkan ide-ide mereka. Kita membaca lebih kepada niat untuk menikmati isi buku tersebut. Padahal, kita bisa mempelajari banyak hal tentang teknik pengungkapan melalui bahasa tulis yang dibuat si penulis buku. Untuk itu,  mari kita mencermati juga bagaimana seorang penulis buku memilih kata dan  menyusun kalimat-kalimatnya sehingga menghasilkan  bacaan yang menarik

Di samping  itu, cukup banyak teori menulis atau mengarang yang belakangan ini muncul dan dapat kita perolah di toko-toko buku.  Misalnya, menyangkut topik  tentang bagaimana teknik mengarang pada umumnya, teknik menulis cerpen, teknik jurnalistik,  komposisi, berbahasa dengan baik dan benar, dan sejenisnya. Anda bisa mempelajarinya dari sumber-sumber itu dan mencoba mengimplementasikannya  ketika menulis.

Kedua, berguru kepada penulis senior. Para penulis pemula dan calon penulis banyak yang menjadikan penulis yang berpenganalan sebagai mentornya. Cukup banyak penulis senior yang dapat Anda jadikan sebagai guru. Berkomunikasilah dengan mereka. Sampaikan  niat Anda untuk mendapatkan pengetahuan tentang jurus suksesnya di bidang  tulis-menulis. Jangan ragu-ragu. Pada umumnya, para penulis senior akan dengan senang hati menuturkan pengalaman dan  berbagi pengetahuan.  Saya juga pernah melakukan ini dan berhasil mendapatkan banyak bimbingan dari para senior. Kadangkala pengalaman mereka unik dan spesifik yang  kalau diterapkan mentah-mentah belum tentu cocok dengan karakter penulisan  kita. Kendati pun begitu, selalu perlu untuk belajar agar pengetahuan  kita di bidang yang satu ini senantiasa bertambah.

Ketiga, berguru melalui kursus. Kalau di lingkungan Anda ada kursus karang-mengarang atau kursus jurnalistik, maka ikutilah. Kursus jarak jauh pun bisa dipilih. Kursus yang baik pada umumnya mempunyai silabus yang memaparkan teori-teori yang dapat dipelajari di situ. Dalam proses pembelajaran,  pada umumnya kursus mewajibkan para peserta membuat beberapa karya tulis atau artikel yang diperiksa seorang mentor. Tahapan-tahapan kemajuaan Anda menjadi jelas, terstruktur,  dan pasti.  Jelas, apa yang dipelajari pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.  Evaluasi pun diadakan secara bertahap.  Dengan demikian, pengetahuan dan pengalaman praktik  peserta akan mengalami kemajuan yang sangat berarti.

Keempat, berguru dari praktik menulis. Praktik menulis yang dilakukan tanpa terputus besar sekali  manfaatnya. Walaupun  Anda harus mengalami  trial and error berulangkali,  Anda dapat belajar banyak dari pengalaman yang diperoleh dari proses otrodidak ini.  Asalkan,  Anda tidak pernah berputus asa menjalaninya. Berguru dari berbagai sumber belajar memang perlu, tapi yang lebih baik lagi adalah dengan melengkapi semua itu dengan latihan dan latihan.

Anda bisa mengkombinasikan seluruh atau beberapa dari cara tersebut utuk mencapai hasil maksimal. Kalau kita mau belajar tentang dunia tulis-menulis dengan penuh semangat, sumber belajar tidak akan pernah habis. Surat kabar, majalah, internet pun dapat menjadi sumber belajar  yang  melimpah.  Kalau dimanfaatkan dengan baik,  maka akan menjadi informasi dan pengetahuan  yang berguna.

Ayo,  mari  berguru pada media apa saja yang tersedia dan berguru kepada siapa saja yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang ini. Bagaimana pendapat sahabat  kompasianer?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun