Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain melalui karya tulis dan aktivitas mengajar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Penilaian Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan, Mengapa Perlu?

16 Maret 2025   06:41 Diperbarui: 16 Maret 2025   22:27 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Ilustrasi Program Pelatihan Sertifikasi (PPS) dari PPM Manajemen. (Dok PPM Manajemen via Kompas.com)

Persaingan yang kian ketat dan kemajuan di berbagai bidang yang dibawa oleh perkembangan teknologi, mengharuskan perusahaan-perusahaan terus-menerus menyesuaikan diri.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan secara berkesinambungan memberikan tambahan pengetahuan, keterampilan, dan soft skill lainnya kepada para karyawan.

Dengan pelatihan dan pengembangan secara berkelanjutan diharapkan para karyawan bisa mengikuti perkembangan dan berkinerja dengan baik. Demikian pula, perusahaan akan tetap mampu bersaing, berkinerja bagus, dan terjaga eksistensinya dalam jangka panjang.

Pelatihan dan pengembangan SDM ini membutuhan persiapan yang benar-benar matang agar kemampuan yang dibutuhkan dengan kemampuan yang diberikan menjadi sejalan.

Untuk itu, diperlukan penilaian atau analisis kebutuhan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia perusahaan.

Maksud Penilaian

Secara rinci dapat disebutkan bahwa penilaian kebutuhan pelatihan dan pengembangan dimaksudkan untuk memastikan:

Pertama, siapa yang membutuhkan pelatihan. Apakah individu atau kelompok? Hal ini mesti dipastikan sehingga menjadi jelas siapa yang akan diberikan pelatihan.

Kedua, apa yang perlu dipelajari, apakah keterampilan teknis, kepemimpinan, atau soft skill lainnya. Sesuaikan antara kebutuhan nyata perusahaan dengan keterampilan yang akan diberikan.

Ketiga, bagaimana metode pelatihan yang hendak dilakukan, apakah on the job training (dalam perusahaan) atau off the job training (di luar perusahaan), atau kombinasi keduanya. Pertimbangkan juga, apakah akan dilakukan dengan e-learning, blended learning, atau workshop, misalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun