Nah, menurut Anda, apakah sikap dan tindakan membeli buku dan menumpuknya  di rumah itu salah? Bisa salah, bisa juga tidak, tersila Anda menilainya.
Memang ada orang yang sudah merasa puas hanya dengan memandangi banyak buku di rumahnya. Apalagi buku-buku itu terdiri dari buku-buku tebal dengan hard cover yang indah dan tersusun rapi di dalam rak.
Pemiliknya merasa bahwa dengan banyak buku di dalam rak, maka prestise-nya akan terdongkrak. Ada kesan terpelajar. Kalau ada tamu yang melihat, tamu itu boleh jadi akan bilang wow.
Menurut penulis, tindakan membeli dan mengumpulkan buku itu sama sekali tidak salah. Hanya saja ada kurangnya.
Seyogianya buku-buku tersebut dibaca juga, tidak sekadar dipajang. Kalau hanya untuk dipajang, maka tujuan utama buku diadakan tidak tercapai, yaitu terutama untuk dibaca.
Dengan membacanya, kita akan bisa memetik pengetahuan dari buku itu sekaligus meningkatkan kecerdasan dan kebijaksanaan hidup. Oleh karena itu, tidak mengapa kita membeli banyak buku, asal untuk dibaca.
Mengatasi Bibliomania
Bagaimana mengatasi kebiasaan bibliomania?
Salah satunya adalah dengan mengingat kembali tujuan utama buku diterbitkan, yaitu untuk dibaca. Kalau kemudian kita membeli tapi tidak membacanya, tentu buku itu tak ada faedahnya kecuali untuk aksesoris rumah agar tampak lebih keren.
Selain itu, perlu dipertimbangkan juga kebutuhan akan ruang. Buku-buku cetak yang kita beli tentu akan membutuhkan banyak ruang. Semakin banyak buku semakin luas ruang yang mesti disediakan.
Rumah yang tadinya terasa luas dan lapang menjadi terasa sempit bahkan mungkin sumpek lantaran dipenuhi dengan buku yang seabreg jumlahnya.Â