Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Membangun Kegemaran Membaca Masyarakat, Apa yang Bisa Dilakukan?

1 April 2022   20:20 Diperbarui: 3 April 2022   05:51 1398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak sedang membaca buku. Sumber: Freepik via Kompas.com

Kegemaran membaca. Inilah topik yang sering dibicarakan pada berbagai kesempatan. Banyak yang mengeluhkan bahwa kegemaran membaca masyarakat Indonesia terbilang rendah. Benarkah?

Tidak cukup dengan hanya bersikap prihatin terhadap keberadaan kegemaran atau minat baca masyarakat Indonesia. Yang diperlukan adalah apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

Tak diragukan lagi, kegemaran membaca berdampak terhadap kecerdasan dan keluasan pengetahuan seseorang. Kegemaran membaca berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis, analitis, keluasan pengetahuan, dan tentu saja kebijaksanaan.

Oleh karena itu, kegemaran membaca tidak boleh dibiarkan menyurut. Harus ada upaya untuk mendongkraknya. Hal ini penting dalam rangka meningkatkan kecerdasan bangsa. Lalu, apa yang bisa dilakukan?

Menurut penulis, terdapat tiga pilar yang bisa dikuatkan untuk peningkatan kegemaran membaca. Ketiganya itu adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Mari kita bahas satu per satu.

Dimulai dari Keluarga

Meningkatan kegemaran membaca dapat dimulai dari keluarga, dari rumah. Penyediaan sejumlah buku dengan perpustakaan mini di rumah sangat dianjurkan. Dengan demikian, buku tidak jauh dari jangkauan, melainkan setiap kali hendak membaca, tinggal mengambil saja.

Memupuk kegemaran membaca (Sumber gambar: starylev.com.ua).
Memupuk kegemaran membaca (Sumber gambar: starylev.com.ua).

Banyak keluarga yang memiliki perpustakaan mini di rumah mereka. Mereka memiliki satu buah rak atau lebih, tempat buku-buku itu diletakkan. Rak buku diletakkan di tempat yang mudah dilihat dan dijangkau.

Orangtua yang memahami pentingnya kegemaran membaca akan selalu meluangkan waktu untuk membaca setiap harinya. Tiga puluh menit sampai satu jam setiap hari sudah cukup untuk menikmati buku-buku itu.

Para orangtua inilah yang menjadi teladan bagi putra-putrinya dalam hal membaca. Ia mesti menjadi contoh yang baik dalam hal ini. Dengan teladan yang baik itu, anak-anak pun akan ikut rajin membaca seperti orangtua mereka.

Perpustakaan mini di rumah (Sumber gambar: mademoisellemodeuse.com).  
Perpustakaan mini di rumah (Sumber gambar: mademoisellemodeuse.com).  

Kegemaran Membaca di Sekolah

Di samping di rumah, kegemaran membaca anak-anak pun harus didorong di sekolah secara intensif. Untuk ini, diperlukan perpustakaan sekolah.

Perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik akan menjadi sumber belajar anak-anak. Oleh karena itu, perhatian sekolah terhadap perpustakaannya sangatlah penting dan strategis.

Jangan lagi ada sebutan perpustakaan sebagai gudang ilmu. Konotasi "gudang" adalah sebagai tempat menyimban barang yang tidak dipakai, barang bekas, dan sejenisnya. Jadikan perpustakaan sebagai sumber belajar utama di sekolah.

Kepala sekolah dan para guru hendaknya menciptakan kondisi yang memberi keleluasaan dan dorongan kepada para siswa untuk membaca di perpustakaan.

Banyak sekolah yang mendorong para siswanya rajin membaca buku dengan menugaskan mereka membuat ringkasan buku.

Ringkasan buku itu kemudian dibacakan di depan kelas atau saat apel di halaman sekolah dan didengar oleh para guru dan siswa setempat. Ini merupakan kegiatan yang sangat baik dan patut diteruskan.

Perpustakaan sekolah mesti bisa memberikan suasana yang nyaman untuk membaca. Di samping itu, koleksi buku seyogianya ditambah atau dilengkapi secara bertahap dan berkelanjutan.

Petugas perpustakaan sekolah, tidak boleh lagi bersikap pasif dengan  menunggu hadirnya pemustaka. Mereka mesti melayani para pemustaka dengan sebaik-baiknya. Keramahan dan senyum menjadi penghiasnya.

Pengelola perpustakaan bisa juga mempromosikan buku-buku yang tersedia untuk menarik minat siswa hadir ke perpustakaan.

Demikian pula dengan guru kelas atau guru mata pelajaran, hendaknya juga memberikan tugas dan kesempatan bagi siswa untuk membaca buku sesuai dengan pelajaran.

Seyogianya selalu dipikirkan upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan sekolah. Adalah menjadi tugas dan tanggung jawab kepalah sekolah yang dibantu oleh petugas perpustakaan untuk memajukan perpustakaan sekolah.

Hadirnya perpustakaan sekolah mendorong kegemaran membaca warga sekolah (Sumber gambar: seputarperpus.blogspot.com)
Hadirnya perpustakaan sekolah mendorong kegemaran membaca warga sekolah (Sumber gambar: seputarperpus.blogspot.com)

Dukungan Perpustakaan Desa

Di tengah-tengah masyarakat terkadang ada perpustakaan yang dimiliki perorangan atau yayasan. Perpustakaan itu dibuka untuk umum. Masyarakat bisa datang ke situ untuk membaca buku-buku koleksi perpustakaan tersebut.

Di samping itu, ada juga perpustakaan desa. Tergantung kepada upaya desa setempat, sudah memiliki perpustakaan atau belum.

Bagi desa yang sudah maju, perpustakaan desa menjadi salah satu yang mendapatkan perhatian serius. Di kantor desa atau di sekitarnya disediakan perpustakaan desa, tempat masyarakat, khsususnya anak-anak desa menikmati berbagai buku bacaan.

Akan tetapi, belum banyak desa yang peduli dengan perpustakaan desa. Bahkan, ada juga yang belum membuatnya. Ke depan, hendaknya perpustakaan desa senantiasa diusahakan demi kemajuan masyarakat desa.

Peran kepala desa sangat strategis dalam hal ini. Kepala desa dan lembaga musyawarah desa-lah yang bisa merancang dan membangun perpustakaan desa dengan menggunakan sebagian dari dana desa.

Demikianlah, kegemaran membaca dapat dimulai dari rumah. Diperkuat dan dijadikan reading habit di sekolah. Didukung pula oleh lingkungan sekitar yang juga memiliki kegemaran membaca dengan hadirnya perpustakaan milik perorangan dan desa.

Apabila di tiga pilar ini berjalan seiring, maka dapat diharapkan kegemaran membaca masyarakat semakin baik dari waktu ke waktu. Indonesia maju adalah Indonesia membaca.

(I Ketut Suweca, 1 April 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun